Sabtu 18 Aug 2018 02:49 WIB

Jelang Pilpres, ICMI Berpesan Tetap Jaga Persatuan Bangsa

ICMI meminta masyarakat Indonesia mengisi kemerdekaan dengan kerja nyata

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie memberikan paparanya saat acara Diskusi Dialektika ICMI di Kantor Pusat ICMI, Jakarta, Rabu (11/7).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie memberikan paparanya saat acara Diskusi Dialektika ICMI di Kantor Pusat ICMI, Jakarta, Rabu (11/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) berpesan agar setiap warga Indonesia tetap menjaga persatuan bangsa. ICMI menyatakan selama 73 tahun Indonesia berdiri, segala dinamika kebangsaan dan kenegaraan telah menjadi bagian sejarah perjalanan Indonesia.

"Selamat merayakan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 73 tahun kepada seluruh masyarakat lndonesia," ujar Ketua Umum ICMI Prof DR Jimly Asshiddiqie dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Jumat (17/8).

Jimly mengatakan, masih ada banyak cara dan upaya yang dapat dilakukan oleh kalangan masyarakat untuk melanjutkan cita-cita kemerdekaan Republik Indonesia. Salah satunya dengan perbuatan yang positif, yakni aksi-aksi kerja nyata.

Ia berpendapat dengan upaya dan perilaku yang nyata untuk mengisi kemerdekaan, akan menuju pembangunan bangsa Indonesia dan tetap menjaga semangat persatuan nasional.

"Mari menikmati kemerdekaan dengan mengisinya melalui kerja nyata. Membangun bangsa dan negara tanpa perpecahan anak bangsa," ucap Jimly.

Peringatan 73 tahun kemerdekaan Republik Indonesia ini sekaligus juga dengan dirasakannya suasana tahun politisi. Pada tahun ini, terkesan sangat hiruk pikuk dan sibuk dengan beragam pergulatan isu maupun aktivitas para politisi.

"Hari ulang tahun Republik Indonesia sekarang bertepatan dengan tahun politisi, bukan tahun politik. Sebab yang sibuk adalah para politisi, bukan rakyat," katanya.

Kendati demikian, Jimly mengimbau, supaya tetap mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa meskipun ada perbedaan pilihan dalam soal politik dan pemimpin. 

Yang harus dipahami dan disadari bahwa semua calon pemimpin bangsa yang berkompetisi dalam politik adalah saudara dalam satu Tanah Air. 

"Makanya pilihan pasangan calon jangan hanya dengan semangat menang atau kalah sesaat. Kemajuan bangsa butuh perspektif yang luas dan jangka panjang," ujar Jimly.

 

Dalam rangka memperingati kemerdekaan Indonesia ke-73 dan menyambut pemilihan presiden (Pilpres) 2019 nanti, 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement