Jumat 17 Aug 2018 17:52 WIB

Anak-Anak Mantan Teroris di Sumut Ikuti Upacara HUT RI

Upacara HUT ke-73 RI digelar di Pesantren Al Hidayah, Deli Serdang.

Rep: Issha Harruma, Antara/ Red: Andri Saubani
Bendera
Foto: Prayogi/Republika
Bendera

REPUBLIKA.CO.ID, DELI SERDANG -- Khidmatnya peringatan hari kemerdekaan Indonesia juga dirasakan putra-putri mantan teroris di Sumatra Utara (Sumut). Mereka ikut menggelar upacara bendera hari ini, Jumat (17/8).

Upacara digelar di Pesantren Al Hidayah milik mantan terpidana terorisme, Ustaz Ghozali. Pesantren di Jl Sei Mencirim, Deli Serdang, ini mendidik anak-anak mantan napi terorisme.

Mereka tampak bersemangat merayakan hari ulang tahun (HUT) ke-73 Republik Indonesia (RI). Sebagian dari mereka menjadi petugas upacara, termasuk pengibar bendera merah putih.

"Pasukan pengibar bendera memang santri dari pesantren Al Hidayah. Mereka anak- anak dari mantan anggota teroris di Medan," kata Kapolsek Kutalimbaru AKP Martualesih Sitepu, Jumat (17/8).

Upacara tersebut juga dihadiri oleh Kepala Perlindungan BNPT, Brigjen Herwan Chaidir dan sejumlah mantan terpidana terorisme. Salah satu di antaranya, yakni Mustafa yang terlibat kasus perampokan Bank Lippo di Jl Dr Mansyur tahun 2003.

Dalam upacara tersebut, putri pemilik pesantren, Nur Sakinah, tampil membacakan pidato mewakili anak-anak mantan terpidana terorisme lain. Pidato ini berisi pernyataan kecintaan mereka terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Peringatan HUT Kemerdekaan RI itu juga disaksikan Wak Geng, mantan anggota jaringan teroris yang pernah terlibat dalam perampokan CIMB Niaga di Medan. Usai upacara pengibaran bendera, seluruh santri menyanyikan lagu-lagu, seperti "Hari Merdeka", "Halo-Halo Bandung", "Padamu Negeri", dan "Gebyar-Gebyar".

Bertindak sebagai pembina upacara adalah Kabag Perencanaan Polrestabes Medan AKBP Zulfikar yang pada kesempatan itu, membacakan amanat Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian. Ketika membacakan amanat Kapolri, AKBP Zulfikar juga mengingatkan tentang tanggung jawab santri sebagai generasi penerus bangsa dalam mengisi kemerdekaan.

Setelah upacara bendera, santri-santri Pondok Pesantren Alhidayah menggelar drama kolosal mengenai perjuangan yang dipimpin Bung Tomo ketika melawan penjajah di Surabaya. Pentas drama kolosal disaksikan Direktur Perlindungan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Brigjen Pol Herwan Chaidir dan Direktur Deradikalisasi BNPT Prof Irfan Idris.

Irfan Idris mengatakan upacara dengan melibatkan anak-anak mantan anggota jaringan teroris itu, juga digelar di Lamongan, Provinsi Jawa Timur. Kegiatan tersebut, diharapkan makin membangkitkan nasionalisme generasi muda sehingga tidak terlibat dalam kegiatan yang merugikan banyak orang, terutama aksi terorisme.

Herwan Chaidir mengaku terharu dengan drama kolosal yang dibawakan santri-santri Pondok Pesantren Alhidayah tersebut. "Itu membuktikan potensi mereka sangat tinggi. Kami titip supaya mereka dibina terus agar menjadi generasi yang berguna," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement