REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kepala Kantor Pos Cabang Mataram Made Wirata angkat suara terkait beredarnya informasi di media sosial yang menyebutkan banyak bantuan untuk korban gempa Lombok yang tidak ditujukan langsung kepada penerima, melainkan diserahkan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat (NTB). Made menyampaikan, pengiriman gratis untuk bantuan Lombok yang ditujukan ke posko bencana alam Lombok terakhir pada 16 Agustus 2018.
PT Pos Indonesia (Persero), ia katakan. telah mengambil kebijakan menambah personel dan armada untuk pemrosesan dan distribusi bantuan dengan memaksimalkan sumber daya internal dan beberapa tenaga eksternal mengingat membludaknya bantuan yang tiba di Kantor Pos Mataram.
"Banyak dari pihak pengirim bantuan yang menuliskan alamat pribadi pada alamat tujuan kiriman, yang seharusnya kiriman bantuan gratis ongkos kirim hanya dialamatkan ke posko bencana alam Lombok," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika di Mataram, NTB, Jumat (17/8).
Ia menyampaikan, untuk kiriman dengan alamat posko bencana gempa, Kantor Pos Mataram tetap menyerahkan ke BPBD NTB sesuai dengan SOP.
"Sedangkan bantuan dengan alamat pribadi tetap kami upayakan untuk kami serahkan kepada penerima sesuai yang tertulis di kiriman, walaupun akan terlambat dikarenakan bantuan dengan gratis ongkos kirim dengan alamat pribadi seharusnya tidak diperbolehkan," katanya.
Made menyebutkan, hingga Kamis (16/8) kemarin, jumlah bantuan untuk korban gempa Lombok yang sudah tiba maupun dalam proses pengiriman melalui Pos Indonesia tercatat 948,2 ton dengan 97.529 koli.
"Jajaran PT Pos Indonesia akan tetap berupaya menuntaskan amanah masyarakat. Kami tetap berkomitmen mendistribusikan bantuan korban dengan semua sumber daya yang ada," ucap dia.