Rabu 15 Aug 2018 21:40 WIB

Bendera Raksasa Selimuti Satu Dusun di Malang

Bendera ini seakan menjadi simbol untuk menyatukan warga kembali agar makin kompak.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Agung Sasongko
Bendera merah putih berukuran 551 x 3 meter persegi di area RW 01, Dusun Karangan, Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Bendera merah putih berukuran 551 x 3 meter persegi di area RW 01, Dusun Karangan, Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Banyak cara untuk merayakan HUT RI ke-73. Salah satunya dengan pemasangan bendera raksasa.

Seperti di area RW 01, Dusun Karangan, Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, tampak bendera merah putih berukuran 551 x 3 meter persegi menyelimuti sepanjang jalanan dusun tersebut.

Ketua Pemuda RW 01, Alfi Fathurrohman merupakan pelopor atau pencetus ide pembuatan bendera merah putih raksasa. Ide yang saat ini didukung pimpinan RW tersebut murni tercetus tak terduga sekitar akhir Juli lalu.

"Ide itu muncul dari saya sendiri. Waktu itu kita lagi bahas rencana Agustus-an dengan teman-teman di forum istighosah. Forum ini memang biasa dilakukan rutin setiap minggu," ujar Alfi saat ditemui wartawan di kediamannya, Karangploso, Kabupaten Malang, Rabu (15/8).

Tak ada makna khusus dari ukuran bendera yang panjangnya mencapai 551 meter ini. Namun hal ini masih berkaitan dengan luas lahan RW 01 yang memiliki ukuran serupa. Setidaknya, kata Alfi, ini mampu menyatukan seluruh warga dalam satu selimut bendera merah putih.

Hingga kini, Alfi berpendapat, seluruh warga menerima dengan baik kegiatan yang baru pertama kali terjadi di dusunnya ini. Penolakan hanya terjadi saat ide ini tercetus ketika melakukan diskusi bersama para pemuda lainnya. Namun penolakan ini tidak berlangsung lama karena mereka melihat itikad baik dari program itu.

Adapun ihwal biaya untuk membeli kain bendera tersebut, Alfi mengungkapkan, mencapai Rp 9 juta. Total biaya ini tidak diambil dari warga, tapi melalui beberapa iuran pemuda RW 01 secara sukarela. Kemudian ditambah lagi dengan sumbangan dari para donatur di wilayahnya.

"Uang itu belum termasuk biaya bambu dan tenaga lainnya ya," jelasnya.

Menurut Alfi, pembuatan bendera raksasa murni dijahit oleh warga setempat. Di dusun terdapat lima penjahit yang secara sukarela bersedia memberikan waktu dan tenaganya selama dua hari. Sementara pemasangannya berlangsung selama tiga hari dengan dibantu para warga setempat.

Dengan adanya bendera ini, Alfi berharap, dapat menumbuhkan jiwa nasionalisme antar warga. "Apalagi benderanya dipasang di atas jalan seakan menjadi peneduh hidup kita di masyarakat. Saat melihat bendera merah putih di atas jalan, kita berharap warga bisa muncul jiwa nasionalisme. Berdiri di atas merah putih lalu menyadari dan ingat jasa pahlawan juga," tegas ia.

Warga Imam Mahmudi (23) mengaku senang dengan adanya pemasangan bendera raksasa di dusunnya ini. Bukan hanya karena baru pertama kali, tapi juga memiliki makna bagus untuk masyarakat. Bendera ini seakan menjadi simbol untuk menyatukan warga kembali sehingga dapat lebih kompak.

Ketua RW 01, Tai menyatakan apresiasnya atas ide yang dicetuskan para pemuda di dusunnya. "Pokoknya waktu adik pemuda mengajukan kegiatan, saya selalu dukung. Demi kebaikan apapun tetap didukung. Kalau tidak dukung, ya tidak mungkin karena mereka itu calon generasi penerus saya," jelas pria berusia 67 tahun ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement