REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil menaruh harapan besar pada Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Bandung. Ia bahkan menantang anggota HIPMI untuk menciptakan inovasi yang bisa membanggakan Indonesia.
Ridwan mengaku resah terhadap paradigma yang terjadi di Indonesia. Warga Indonesia belum sepenuhnya bangga menggunakan produk dalam negeri. Hal itu berdampak besar pada pertumbuhan ekonomi tanah air.
"Saya ke Cina semua orang pakai produk Cina. Ke Korea, semua orang pakai produk Korea. Ke Jerman, ke manapun. Di Indonesia, HP Korea, motor Jepang, mobil Jerman. Kita terlalu bangga bisa membeli itu semua. Tetapi di balik itu, kita cuma konsumen," kata pria yang akrab disapa Emil ini dalam siaran persnya, Selasa (14/8).
Menurut Emil, perubahan bisa hadir ketika sumber daya manusia memiliki kualitas kemampuan yang optimal. Ia mencontoh, ketika kalah pada Perang Dunia II, Jepang langsung berinvestasi besar pada pengembangan sumber daya manusia. Hingga kini, Jepang tersohor karena inovasi dan teknologinya yang tak tertandingi. Hal yang sama juga dilakukan oleh negara maju lainnya.
"Di mana-mana, kemajuan suatu bangsa datang dari SDM. Negara-negara maju itu berinvestasi besar pada research and development melalui anggaran negaranya," imbuhnya.
Terlebih lagi, katanya, dunia semakin kompetitif dan menuntut sumber daya manusia yang makin berkualitas. Ia berharap HIPMI Kota Bandung bisa menjadi yang terdepan untuk bisa berkompetisi di pasar global.
Oleh karena itu, ia mengimbau, pengusaha Bandung tak ragu untuk membuka usaha di luar negeri. Ia percaya bahwa kemampuan dan kualitas pengusaha Bandung mampu bersaing di luar negeri.
"Paspor itu cuma administrasi aja. Tunjukkan kemampuan kepemimpinan, kepercayaan diri, produknya, dan lain-lain. Jadi kalau ada pengusaha HIPMI Bandung nggak bisa bahasa Inggris keterlaluan. Karena HIPMI Bandung harus naik kelas buka jago kandang," tegasnya.
Ia menambahkan, HIPMI juga harus berkontribusi pada pembangunan tanah air. Riset McKenzie mengungkapkan, Indonesia akan menjadi negara terkuat nomor 3 di dunia dengan beberapa syarat. Salah satunya adalah menjaga agar laju pertumbuhan ekonomi tidak kurang dari lima persen.
Ia juga menyarankan untuk berinvestasi dalam politik. Karena syarat lainnya adalah jangan ada krisis dalam perpindahan kepemimpinan.
"Dukunglah tokoh politik yang menurut Anda baik, dan mampu membuka peluang pada pertumbuhan bisnis di Indonesia," kata Emil.