REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gagasan panitia kegiatan Conference of Indonesian Diaspora Youth (CIDY) 2018 mendapat sambutan positif dari Sekretaris Jenderal Gerakan Kepramukaan Sedunia Ahmad Alhendawi.
Dalam sambutannya di sela Conference of Indonesian Diaspora Youth (CIDY) 2018: Merancang Visi Indonesia 2045. pria berusia 34 tahun itu menyampaikan sejumlah pandangannya bagi generasi muda Indonesia.
"Ketika Anda menyiapkan misi 2045, Anda tidak hanya harus mengikuti headline, tetapi juga mengerti dan menganalisis mega-trends yang mengemuka, termasuk pertumbuhan penduduk, urbanisasi, perubahan iklim, migrasi, juga keamanan global," kata Alhendawi.
Kewarganegaraan global juga dianggapnya sebagai hal penting karena saat ini berbagai belahan dunia tidak sekadar terhubung, tetapi juga saling bergantung. Mantan Sekjen Envoy on Youth PBB itu memuji helatan CIDY 2018 yang berinisiatif mengumpulkan diaspora Indonesia dan pemuda dari berbagai latar belakang.
Terlebih, diaspora Indonesia yang sudah berpengalaman menjadi warga negara global bisa menawarkan perspektif baru di luar zona nyaman untuk perkembangan yang lebih baik. Menurutnya, kontribusi pemuda dalam pembangunan sebuah negara memiliki peranan yang sangat penting.
Penyandang gelar master dalam bidang Advanced European and International Relations dari European Institute of High International Studies di Nice, Prancis, itu tidak melupakan pentingnya Gerakan Pramuka. Pramuka menurutnya lebih dari kegiatan yang mengasah keterampilan fisik.
Ada hal lain yang harus dikuasai para anggota Pramuka. Termasuk aspek antarpersonal, kultural, intelektual, psikologis, dan spiritual. Gerakan kepramukaan juga mengasah jiwa kepemimpinan seseorang. Tidak heran jika banyak pemimpin dunia yang aktif dalam gerakan Pramuka.
Pramuka menawarkan platform global untuk pemuda di seluruh dunia untuk berkumpul bersama. "Pramuka tidak pernah melakukan diskriminasi, apapun kelas sosial, negara asal, ras, agama, atau afiliasinya, kami hadir untuk semua," katanya.