REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika memilih hewan kurban. Hewan kurban harus sehat, serta tidak boleh pincang dan cacat.
Tidak semua orang bisa membedakan antara hewan kurban yang sehat dan tidak. Perwakilan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Jabar 5 Ajat Sudarjat memiliki tips yang cukup mudah untuk melakukannya.
Ada sejumlah poin yang bisa dilihat dengan kasat mata untuk memastikan sehat atau tidaknya hewan kurban. Ajat menyarankan calon pembeli memperhatikan bulu, mata, kotoran, dan cuping hidung hewan kurban.
Hewan kurban sehat memiliki bulu yang bersih. Artinya bukan tidak ada kotoran, melainkan bersih mengkilap dan sempurna. Hewan yang tidak sehat memiliki bulu berdiri dan rontok.
"Kalau ada yang bulunya masih belum sempurna itu artinya masih muda, masih ada bulu-bulu kecil yang baru tumbuh," ujarnya saat memeriksa hewan kurban di Kecamatan Bekasi Selatan bersama Dinas Pertanian dan Perikanan (Distanikan) Kota Bekasi, Selasa (14/8).
Kemudian, perhatikan bagian mata. Apabila mata kotor dan merah tandanya hewan kurban tidak sehat. Selanjutnya, lihat kotoran hewan kurban. Hewan kurban yang sehat kotorannya tidak cair.
Cuping hidung hewan kurban yang sehat cukup basah. Artinya, fungsi penyeimbang suhu di tubuh hewan kurban masih bekerja. "Kalau terkena panas atau musim panas kayak gini dia akan semakin basah, kalau pas hujan atau dingin dia lembap, jika kering tandanya lagi demam," jelas Ajat.
Dia menyebut usia hewan kurban ketika disembelih harus cukup umur. Untuk sapi minimal berusia dua tahun, domba dan kambing minimal satu tahun, dan unta minimal lima tahun.
Usia hewan kurban dapat diketahui lewat pergantian gigi seri bagian bawah. Calon pekurban dapat memeriksa ke dalam mulut hewan.
"Kalau sudah ada pergantian gigi, lepas, berati sudah setahun, kalau sudah ganti atau tumbuh baru, berarti dua tahun sampai tiga tahun," ujar Ajat.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Perikanan (Distanikan) Kota Bekasi Satia Sriwijayanti mengatakan sejauh ini tidak ada laporan pedagang yang menjual hewan sakit. Sebab, kata dia, risikonya terlalu besar.
"Kami yakin pedagang cukup jeli memilih dan menyeleksi hewan yang dibawa," kata dia.
Satia mengklaim semua hewan kurban yang dijual di Kota Bekasi layak disembelih. Keyakinan itu, kata dia, dilandasi dengan pelayanan kesehatan terhadap hewan kurban di daerah asalnya.
Pelayanan kesehatan tersebut dilakukan enam bulan sebelum jadwal pemotongan kurban. Pelayanan meliputi vaksinasi antraks dan pengobatan cacing. "Jadi saya yakin mudah-mudahan kualitas hewan kurban di Kota Bekasi bagus," ujar Satia.