Sabtu 11 Aug 2018 17:48 WIB

PKB dan PPP Saling Klaim Representasi Ma'ruf Amin di Koalisi

PKB dan PPP dinilai berharap ada efek ekor jas dalam pemilihan legislatif.

Rep: Amri Amrullah / Red: Nur Aini
Pendaftaran Calon Presiden Jokowi. Pasangan Capres-Cawapres Joko Widodo dan Maruf Amin (tengah) berfoto bersama partai pendukung usai menyerahkan berkas pendaftaran kepada KPU di KPU Pusat, Jakarta, Jumat (10/8).
Foto: Republika/ Wihdan
Pendaftaran Calon Presiden Jokowi. Pasangan Capres-Cawapres Joko Widodo dan Maruf Amin (tengah) berfoto bersama partai pendukung usai menyerahkan berkas pendaftaran kepada KPU di KPU Pusat, Jakarta, Jumat (10/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua partai politik, PKB dan PPP saling mengklaim representasi Ma'ruf Amin dalam koalisi pengusung Joko Widodo. Keduanya menilai partainya berandil besar dalam pemilihan Ma'ruf Amin sebagai pendamping Jokowi.

Koordinator Bidang Hukum DPP PKB Razman Arif Nasution, mengklaim partainya paling diuntungkan dengan dipilihnya Ma'ruf Amin sebagai cawapres Jokowi. Sebab, Ma'ruf diasosiasikan dekat dengan Nahdlatul Ulama (NU), yang banyak anggotanya merupakan basis pendukung bagi PKB.

Alasan Razman mengklaim PKB punya saham terbesar atas terpilihnya Ma'ruf Amin berdasarkan status bakal cawapres Jokowi tersebut sebagai Rais Aam PBNU. Sementara, PKB adalah bagian dari NU. "Kami punya saham terbesar. PKB jas hijau, partai yang senantiasa katakan harus hormati para ulama," kata Razman, Sabtu (11/8).

Sebelumnya hal klaim senada juga disampaikan PPP melalui Ketua Umumnya Romahurmuzy. Pria yang akrab disapa Romi tersebut mengatakan nama Ma'ruf Amin adalah hasil lobi keras PPP kepada Jokowi dan antara parpol koalisi. Dia mengaku telah mengusulkan nama Ma'ruf Amin jauh lebih awal pada 3 Desember 2017.

Ketika di menit terakhir Jokowi memutuskan Ma'ruf Amin sebagai cawapres, Romi merasa PPP yang memiliki peran besar menjadikan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu sebagai cawapres Jokowi. "Kita promotor awal," ujar Romi usai pendaftaran capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin ke KPU, Jumat (10/8) lalu.

Pengamat Politik dari Poltracking Hanta Yudha mengatakan dua partai politik saling berebut klaim atas KH Ma'ruf Amin merupakan hal yang wajar. Hal itu karena kedua partai berharap ada efek ekor jas (coat-tail effect) dari klaim tersebut. Coat-tail effect adalah bagaimana sosok yang diusung saat Pilpres bisa mendongkrak perolehan suara pada pemilihan anggota legislatif.

Hanta menjelaskan untuk calon presiden (capres) sudah jelas Jokowi akan memberikan coat-tail effect kepada caleg-caleg PDIP yang akan bertanding di pemilu legislatif (Pileg) 2019. Begitu juga capres Prabowo yang akan berdampak pada caleg Gerindra. Perbedaannya Gerindra akan mendapatkan coat-tail effect lebih besar karena cawapres Sandiaga Uno.

"Untuk Ma'ruf Amin bisa rebutan, bisa merepresentasikan ke NU apakah ke PKB tapi PPP akan mengklaim Ma'ruf Amin ini representasi PPP," kata Hanta dalam diskusi Melodramatis Capres-Cawapres, Sabtu (11/8).

Namun Hanta menyebut ada strategi lain yang bisa dimainkan parpol koalisi agar tidak hanya berharap pada coat-tail effect. Hal itu di antaranya bermainlah dengan figur para caleg-caleg terbaiknya. "Jadi calegnya juga dibranding jangan hanya berdasarkan pada capres cawapres," kata Hanta.

Baca: Setelah Cawapres, Parpol Berebut Ketua Tim Sukses

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement