Sabtu 11 Aug 2018 07:07 WIB

KRL Bogor-Jakarta Bakal Lebih Lama

Stasiun Manggarai akan dibangun menjadi tiga lantai

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Bilal Ramadhan
Sejumlah penumpang menunggu KRL  di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, Senin (8/1).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah penumpang menunggu KRL di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, Senin (8/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perjalanan kereta rel listrik (KRL) rute Bogor-Jakarta akan memakan waktu lebih lama. Hal itu dikarenakan pemerintah berencana memindahkan jalur, khususnya untuk KRL lintas Bogor-Jakarta di Stasiun Manggarai.

Kepala BTP Wilayah Jakarta dan Banten Yusrizal mengatakan rencananya perjalanan KRL rute tersebut akan dipindah dari jalur 6 dan 7 ke jalur 8 dan 10 di Stasiun Manggarai. "Pemindahan jalur ini bertujuan untuk menyelesaikan pembangunan Stasiun Manggarai menjadi stasiun sentral kereta api yang modern," kata Yusrizal dalam pernyataan tertulis yang diterima Republika, Kamis (9/8) malam.

Dia menjelaskan dengan adanya perubahan jalur tersebut akan berdampak terhadap perubahan pola operasi. Begitu juga dengan penambahan waktu perjalanan sekitar 5-10 menit untuk KRL lintas Bogor-Jakarta.

"Sebagai contoh, waktu perjalanan KRL lintas Bogor-Jakarta Kota dari yang semula satu jam 55 menit menjadi dua jam atau dua jam lima menit," jelas Yusrizal.

Terkait dengan kondisi tersebut, masyarakat diimbau masyarakat pengguna jasa KRL dapat menyesuaikan rencana perjalanannya akibat penambahan waktu tersebut. Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan bekerja sama dengan operator KRL, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) serta DAOP I PT Kereta Api Indonesia (Persero) akan mengantisipasi pelaksanaan kegiatan pemindahan jalur dengan menambah jumlah SDM perkeretaapian.

"Terutama pada titik-titik perpindahan penumpang serta pada pengaturan perjalanan KA. Untuk itu, masyarakat diminta untuk maklum dan mendukung kerja pemerintah untuk menyelesaikan pembangunan Stasiun Manggarai selesai," ungkap Yusrizal.

Saat ini, Stasiun Manggarai akan dibangun menjadi tiga lantai. Pada lantai satu akan digunakan untuk jalur kereta api lintas Bekasi sebanyak empat jalur dan kereta api commuter bandara empat jalur dengan panjang peron untuk 12 stamformasi kereta.

Sementara di lantai dua akan dipergunakan untuk layanan penumpang dengan luas lantai kurang lebih 9.108 meter persegi dan kapasitas untuk kurang lebih 17.800 orang. Nantinya juga akan dilengkapi lift dan eskalator serta lantai tiga akan dipergunakan untuk jalur kereta utama enam jalur dan Bogor empat jalur dan panjang peron untuk 12 stamformasi kereta.

Jalur rel di Stasiun Manggarai akan dibangun dua tingkat untuk memisahkan jalur kereta api yaitu antara kereta api jarak jauh, kereta api kommuter jabodetabek, dan kereta api komuter bandara. Stasiun Manggarai akan menjadi perhentian terakhir untuk perjalanan kereta api jarak jauh.

Dengan selesainya pengembangan Stasiun Manggarai tersebut diharapkan animo masyarakat untuk menggunakan kereta api sebagai moda transportasi pilihan akan terus meningkat karena kapasitas stasiun yang menjadi lebih besar serta fasilitas stasiun yang lebih baik dan nyaman.

Salah seorang pengguna KRL, Dea Trijayanti Achmad mengaku kaget dengan rencana adanya keterlambatan waktu ini. Menurutnya jika keterlambatan hanya 5-10 menit masih bisa ditoleransi.

“Benar mundurnya sampai segitu? Gila kali ya, mau seberapa jauh lagi? Yang sesuai jadwal saja, kadang-kadang telat bisa sampai 15 menit. Bagaimana nanti?” kata Dea.

Dea menambahkan, pembangunan stasiun menjadi modern itu harus tetap membuat pelayanannya menjadi lebih baik. Waktu kereta tiba dan berangkat juga harus tepat. Kalau setelah pembangunan bisa membuat perjalanan menjadi lebih cepat, ia menilai tidak masalah.

Gue sih enggak apa-apa kalau akan lebih baik. Tapi kalau setelah pembangunan malah jadi lebih lama, tandanya kita mundur dong pelayanannya, bukan lebih modern,” ujar dia.

Pengguna KRL lainnya, Bonita Ningsih, mengatakan pemindahan jalur kereta ini akan berdampak terhadap para pengguna yang harus transit. Misalnya dari Bekasi ke Tanah Abang atau Depok/Bogor yang menuju ke Tanah Abang.

“Ada kebijakan baru ini paling berdampak buat orang yang naik kereta transit kayak gue. Apalagi kalau dari jalur 10 ke jalur 5 yang ke Tanah Abang, kan lumayan jauh. Belum lagi, kalau pas mau menyeberang rel, ada kereta, pasti jalan kita ketutup. Jadi makan waktu lagi,” tutur dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement