REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Internasional Gamelan Festival (IGF) dibuka Kamis (9/8) sore. Soft Opening IGF berlangsung meriah dengan suguhan pentas gamelan dari 73 kelompok gamelan masyarakat dan pelajar. Masing-masing kelompok gamelan bersautan memainkan musik gamelan.
Mereka memainkan musik gamelan di sepanjang jalan Slamet Riyadi mulai dari Plasa Sriwedari hingga Gladak. Pada malam hari nanti, pembukaan IGF masih berlangsung dengan suguhan tiga maestro komposer tanah air yakni Rahayu Supanggah (Solo), I Wayan Gede Yudane (Bali), dan Taufiq Adam (Jakarta).
Art Direktur IGF, Garin Nugroho mengatakan penyelenggaraan IGF menjadi momentum bagi kota Solo untuk menjadi kota peradaban gamelan. Sebab, tak hanya dari Solo, IGF 2018 juga mendatangkan para seniman gamelan dari berbagai mancanegara untuk memeriahkan IGF 2018 yang akan berlangsung hingga 16 Agustus.
“Tema besarnya kan peradaban gamelan. Hari ini kita meletakan solo sebagai centrum peradaban gamelan itu dengan mengundang kembali gamelan gamelan dalam bentuk diaspora yang mengglobal itu ya,” kata Garin disela-sela pembukaan IGF.
Ia menambahkan pada gelaran IGF tersebut juga dijadikan ajang bagi seniman dan musisi musik dari berbagai negara untuk mengenal lebih dekat tentang gamelan. IGF juga menjadi momentum bagi pelaku seni gamelan kembali ke tanah air untuk unjuk kebolehan dalam pentas musik gamelan.
“Ada 140 kelompok gamelan dan mereka pulamh kampung dengan biaya tiket sendiri. Dan ini pulang kampung untuk sering tentang perkembangan gamelan ke depannya,” katanya.