Kamis 09 Aug 2018 16:22 WIB

Gerindra Bantah Sandiaga Berencana Jegal Prabowo

Munculnya nama Sandiaga dalam bursa cawapres merupakan dinamika politik.

Rep: Ali Mansur/ Red: Ratna Puspita
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno (kanan).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon membantah tuduhan Wakil Sekjen Partai Demokrat, Andi Arief, yang menyatakan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, berencana menjegal Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres). Ia menyatakan, munculnya nama Sandiaga dalam bursa calon wakil presiden (cawapres) merupakan dinamika politik.

"Enggak ada (Sandi mau menjegal Prabowo), soal koalisi kardus, saya kira itu opini yang tidak perlu ditanggapi," kata Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI saat ditemui di depan kediaman Prabowo Subianto, Kamis (9/8).

Fadli mengatakan, munculnya nama Sandiaga sebagai cawapres yang bakal mendampingi Prabowo merupakan hal yang wajar. Akan tetapi, nama Sandiaga sebagai cawapres pendamping Prabowo Subianto belum final.

Sebab, ia menambahkan, masih ada pembahasan-pembahasan di internal masing-masing partai politik pengusung Prabowo. "PAN masih ada rakernas, PKS juga masih ada rapat, tadi di Demokrat juga tadi bertemu, jadi nanti kami tinggal finalisasi. Kami masih ada waktu sampai besok," kata dia.

Fadli mengatakan, Gerindra berharap empat partai politik, yakni Partai Gerindra, PKS, PAN, dan Partai Demokrat bisa menjadi koalisi untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Sebab, menurutnya, banyak dukungan akan semakin menguatkan formasi koalisi.

Apalagi, kata Fadli Zon, tugas mengurus negara tidak bisa sendirian, tetapi harus bersama-sama. Karena itu, perlu formasi yang kuat dan mampu mendengar suara-suara aspirasi dari masyarakat, termasuk dari ulama, pendeta, dan tokoh-tokoh agama lain serta para profesional.

"Jadi, ini proses bukan hanya permainan elite politik dari partai-partai politik, tapi kita juga menampung aspirasi dari masyarakat," kata dia.

Sebelumnya, Andi Arief melalui akun Twitter-nya menyebut, Sandiaga pernah berupaya menggagalkan pencapresan Prabowo Subianto. Sandiaga mengutus orang suruhannya untuk menemui dirinya. 

"Suatu hari utusan Sandi Uno diutus bertemu saya untuk menggulingkan pencalonan Prabowo-AHY menjadi Sandy-AHY, esoknya saya ditemukan dengan Sandi Uno. Saya sampaikan ke SBY, lalu SBY bilang, 'saya tak akan pernah khianati Prabowo'," tulis Andi dalam akun Twitter-nya. 

Andi Arief juga melontarkan pernyataan bahwa Sandiaga telah menggelontorkan uang masing-masing senilai Rp 500 miliar kepada Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement