Kamis 09 Aug 2018 10:29 WIB

Prabowo Tiba di Kediaman SBY

Prabowo dan SBY hari ini kembali menggelar pertemuan.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Andri Saubani
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) berbincang dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) saat tiba di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (30/7).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) berbincang dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) saat tiba di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (30/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto kembali menemui Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Prabowo pada Kamis (9/8) pagi, mendatangi SBY di kediamannya di Jalan Mega Kuningan, Jakarta.

Pantauan Republika, Prabowo tiba di kediaman SBY pada pukul 09.54 WIB. Prabowo tiba menggunakan mobil ditemani Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani.

Keduanya hanya menyapa wartawan dengan membuka kaca mobil dan langsung masuk ke dalam kediaman SBY tanpa ada keterangan yang diberikan pada wartawan.  Pertemuan ini juga dihadiri beberapa petinggi dari kedua partai. Beberapa di antaranya adalah Sekretaris Jenderal Demokrat, Hinca Pandjaitan, Ketua Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean, dan Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon.

Hingga berita ini ditulis, pertemuan masih berlangsung di dalam kediaman SBY. Belum diketahui apa tepatnya pembicaraan yang dilakukan antara kedua partai. Akan tetapi, Ferdinand mengatakan koalisi antarkedua partai masih dalam keadaan baik.

"Sampai sekarang koalisi masih berjalan, makanya ada pertemuan. Tidak bubar ya, mudah-mudahan berjalan dengan baik," kata Ferdinand di kediaman SBY, Kamis (9/8). 

Baca juga: Bakal Cawapres Prabowo Tinggal Menyisakan AHY dan Sandiaga

Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani pada Kamis dini hari WIB, menyatakan, pertemuan antara SBY dan Prabowo untuk membicarakan kelanjutan dari koalisi yang telah dirintis selama ini karena ada komunikasi yang terputus. Komunikasi yang terputus itu menyebabkan adanya pemahaman yang lompat dalam proses koalisi sehingga terjadi distorsi informasi.

"Apa yang lompat bahwa Prabowo menjelaskan di dalam surat yang disampaikan. Selama ini Gerindra sudah menjalin komunikasi yang baik dengan PKS dan PAN, juga menjalin komunikasi yang baik dengan ulama, kiai dan para habaib," ujarnya dikutip Antara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement