Rabu 08 Aug 2018 23:21 WIB

Andi Arief Sebut Sandiaga Bayar Rp 500 M untuk Jadi Cawapres

Andi Arief menyebut Sandiaga membayar Rp 500 miliar agar menjadi cawapres Prabowo.

Rep: Fauziah Mursid, Febrianto Adi Saputro/ Red: Andri Saubani
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) bersama Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) berjalan saat tiba di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (30/7).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) bersama Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) berjalan saat tiba di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (30/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Demokrat Andi Arief mengeluarkan pernyataan mengejutkan pada momentum jelang pendaftaran pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres). Lewat akun Twitter-nya, Andi Arief menuliskan kicauan keras terkait Ketua Umum Prabowo Subianto.

"Prabowo ternyata kardus, malam ini kami menolak kedatangannya ke kuningan. Bahkan keinginan dia menjelaskan lewat surat sudah tak perlu lagi. Prabowo lebih menghargai uang ketimbang perjuangan. Jendral kardus," tulis Andi Arief melalui akun twitternya @AndiArief__

Tak hanya satu kali cicitan, Andi juga sebelumnya mengunggah cicitan lainnya yang tidak kalah kerasnya terhadap Prabowo. "Sejak dulu saya ragu apakah gemetar suaranya sama dengan mentalnya. Dia bukan strong leader, dia chicken," ujar Andi lagi.

Saat dikonfirmasi terkait kicauannya itu oleh wartawan, Andi tidak membantahnya. Ia justru menyebut Prabowo sebagai jenderal yang hanya mementingkan uang dan di luar dugaan Partai Demokrat selama ini.

Andi menunding Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno sebagai pihak yang membayar PAN dan PKS untuk posisi cawapres. "Di luar dugaan kami ternyata Prabowo mementingkan uang ketimbang jalan perjuangan yang benar. Sandi Uno yang sanggup membayar PAN dan PKS masing-masing Rp 500 miliar menjadi pilihannya untuk cawapres. Benar-benar jenderal di luar dugaan," kata Andi kepada wartawan, Rabu (8/8).

Hal ini tentu kata Andi, berubah dari sikap Prabowo saat bertemu dengan SBY pada Selasa (7/8) kemarin yang mengatakan, cawapres Prabowo sesuai masukan partai koalisi. "Baru tadi malam Prabowo datang dengan semangat perjuangan, hanya hitungan jam dia berubah sikap karena uang," ujarnya.

Andi pun melempar sinyalemen Partai Demokrat meninggalkan koalisi Prabowo. "Besar kemungkinan kami akan tinggallkan koalisi kardus ini. Lebih baik kami konsentrasi pada pencalegan ketimbang masuk lumpur politik PAN, PKS dan Gerindra," ujarnya.

Baca juga:

Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani angkat bicara terkait isi cicitan Andi Arief yang menyebut Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai 'jenderal kardus' yang hanya mempertimbangkan uang ketimbang perjuangan. Muzani mengaku belum tahu terkait cicitan tersebut.

"Saya belum tahu ini, saya mau ke dalam dulu. Saya mau ke dalam dulu nanti saya keluar lagi," katanya seraya mencoba masuk ke dalam rumah Prabowo, Rabu (8/8) malam.

Ia pun membantah pernyataan Andi Arief yang menyebut Sandi membayar mahar sebesar Rp 500 miliar ke PAN dan PKS untuk maju sebagai cawapres Prabowo. "Saya kira enggak benar itu. Saya akan cek dulu," jelasnya.

Sementara itu Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta M Taufik menilai pernyataan tersebut  hanyalah pendapat pribadi Andi Arief semata. Ia pun membantah jika koalisi Partai Gerindra dan Partai Demokrat akan kandas.

"(Koalisi gagal) Enggaklah, kan yang menentukan bukan Andi Arief," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement