Rabu 08 Aug 2018 21:00 WIB

Pekan Depan, Dijadwalkan Uji Coba LRT

Besok (10/10) adalah tanggal pemberian sertifikasi layak operasi dari Kemenhub.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Dwi Murdaningsih
Suasana proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) dalam proses penyelesaian di Stasiun LRT Kelapa Gading, Jakarta, Senin (30/7).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Suasana proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) dalam proses penyelesaian di Stasiun LRT Kelapa Gading, Jakarta, Senin (30/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- PT LRT menjadwalkan pelaksanaan uji coba pengoperasian kereta cepat Light Rail Transit (LRT) pada tanggal 15 Agustus mendatang. irektur PT LRT Jakarta, Allan Tandiono menampik adanya kabar uji operasi itu mengalami keterlambatan atau molor.

“Targetnya itu uji operasi minggu depan, hari Rabu, paling lambat tanggal 15 Agustus. Dan itu masih sebelum Asian Games kok,”  kata dia, Rabu (8/8).

Dia menjelaskan, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI sendiri memberikan janji kepada pihaknya untuk finalisasi sertifikat layak operasi pada tanggal 10 Agustus. Sehingga, pada tanggal 10 Agustus esok adalah bukan tanggal dilaksanakannya uji operasi, melainkan tanggal pemberian sertifikasi layak operasi dari Kemenhub.

Selanjutnya, dia menyebut bila Kemenhub telah memberikan sertifikat uji layak operasi kepada pihaknya, maka pihaknya akan melakukan uji operasi yang juga atas persetujuan Pemerintah Provinsi. Rencananya, pada Senin dan Selasa pekan depan, pihaknya pun akan mempersiapkan uji operasi hingga pada Rabu (15/8) esok bisa segera dilaksanakan.

Allan menjelaskan, pihaknya juga sudah sangat siap dalam melaksanakan uji coba pengoperasian LRT. Dia menyebut awak sarana seperti masinis yang berjumlah sebanyak 24 awak itu juga telah tersertifikasi.

Uji coba pengoperasian LRT,  kata dia, akan menggunakan undangan terbatas. Para tamu undangan yang diundang akan mencangkup kalangan pegawai negeri, media, akademisi, dan juga berbagai komunias, serta warga kelurahan di sekitar koridor LRT.

Dia menekankan, tak bisa memasukkan seluruh penumpang untuk menaiki kereta berkapasitas 540 orang itu. Sebab, hal itu terkendala belum adanya tarif, dan juga jaminan keselamatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement