REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Para petani yang mengalami puso (gagal panen) di Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, kini hanya bisa gigit jari. Kerugian akibat puso harus mereka tanggung sendiri karena tak terdaftar asuransi pertanian.
"Rata-rata petani di Kandanghaur tidak ada yang ikut asuransi pertanian," ujar Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Kandanghaur, Waryono, kepada Republika.co.id pada Rabu (8/8).
Waryono mengatakan, para petani yang mengalami puso harus menanggung sendiri kerugiannya. Selain modal Rp 6 juta per hektare yang dikeluarkan untuk biaya tanam, petani juga kehilangan pendapatan dari hasil panen.
Menurut Waryono, sejumlah petani di wilayah Kecamatan Kandanghaur sebenarnya berminat mengikuti asuransi pertanian. Namun sayang, saat mendaftar ke Jasindo, mereka ditolak.
Waryono menyebutkan, berdasarkan pengakuan para petani yang sempat mendaftar ke Jasindo, mereka ditolak karena lahan pertanian di Kecamatan Kandanghaur tidak termasuk wilayah irigasi teknis. Wilayah tersebut merupakan tadah hujan.
Baca juga, Ribuan Hektare Sawah Indramayu Gagal Diselamatkan
Selain itu, para petani di Kecamatan Kandanghaur juga baru mulai tanam pada akhir April hingga awal Mei. Padahal, syarat tanam dari Jasindo harus paling lambat awal April.
Wilayah Kecamatan Kandanghaur merupakan salah satu wilayah yang dilanda kekeringan paling parah di Kabupaten Indramayu. Upaya penggelontoran air dari Bendung Rentang ke wilayah tersebut pada pekan pertama Agustus ini tak banyak menolong.
Camat Kandanghaur, Iim Nurahim, menyebutkan, total luas lahan yang pengairannya bersumber dari Bendung Rentang dan terancam puso di wilayahnya mencapai sekitar 2.300 hektare. Dari luas tersebut, 70 persen atau sekitar 1.610 hektare tidak bisa terselamatkan dan mengalami puso.
Wakil Bupati Indramayu, Supendi, mengungkapkan, untuk meringankan beban para petani yang mengalami puso, sebenarnya ada program asuransi pertanian. Karena itu, dia meminta kepada pihak Jasindo untuk mempermudah keinginan petani di Kabupaten Indramayu untuk ikut asuransi pertanian.
"Petani kita harus diproteksi," kata Supendi.
Ketika ditanya mengenai kemungkinan Pemkab Indramayu untuk menjembatani petani dengan pihak Jasindo, Supendi menyatakan, hal itu bisa saja dilakukan. Namun, pihaknya harus melihat dari sisi aturannya terlebih dulu.