Rabu 08 Aug 2018 20:02 WIB

Gerindra Klaim PKS Sudah Legawa dan akan Dapat Jatah Menteri

Prabowo menemui Salim Segaf Al-Jufri pada Rabu sore.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Andri Saubani
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) berjabat tangan dengan Presiden PKS Sohibul Iman (kiri) saat melakukan pertemuan di DPP PKS, Jakarta, Senin (30/7).
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) berjabat tangan dengan Presiden PKS Sohibul Iman (kiri) saat melakukan pertemuan di DPP PKS, Jakarta, Senin (30/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto terus melakukan komunikasi politik dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjelang pendaftaran pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) ke KPU. Prabowo mendatangi kediaman Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri pada Rabu (8/8) sore.

Dalam kunjungannya tersebut, Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan bahwa PKS telah legawa jika nantinya cawapres yang dipilih Prabowo tidak berasal dari PKS. Muzani melanjutkan, PKS legawa lantaran Partai Gerindra memberikan kompensasi berupa pembagian kekuasaan kepada PKS.

"Ya, power sharing," kata Muzani di kediaman Prabowo, Rabu (8/8).

Ia pun menegaskan, power sharing yang dimaksud adalah kursi kabinet. Namun, ia tidak mengetahui persis berapa jumlah kursi kabinet yang diminta PKS.

"Karena saya mengiringi Prabowo, yang berbicara berdua saya intip-intip saja kedengerannya," ujarnya.

Muzani meyakini, PKS akan tetap bersama Partai Gerindra berada di dalam satu poros koalisi. Bagi Partai Gerindra, PKS telah menjadi teman seiring.

"PKS adalah teman setia. PKS adalah kawan di kala kami susah. Itulah yang ingin kami tegaskan hal ini. Dan, teman PKS menyadari itu," katanya.

Pada Selasa (7/8), seusai Sidang Istimewa Majelis Syuro PKS, Presiden PKS Sohibul Iman menegaskan, partainya tidak akan goyah berpegang kepada dua keputusan, yaitu sembilan nama cawapres yang ditentukan pada sidang Majelis Syuro PKS dan rekomendasi Ijtima GNPF Ulama. Oleh karena itu, ia menegaskan, Salim Segaf Al-Jufri tidak akan mundur dari posisi bakal cawapres untuk Prabowo.

"Di antara itu ada irisan, yaitu Bapak Salim Segaf Al-Jufri. Nah, karena ini merupakan keputusan institusi, baik partai maupun GNPF, maka tidak pada tempatnya Pak Salim Segaf Al-Jufri memilih mundur," kata Sohibul di kantor DPP PKS, TB Simatupang, Jakarta, Selasa (7/8).

Sohibul juga menilai, Prabowo belum jelas dalam hal menentukan cawapres. Ketidakjelasan itulah yang membuat PKS masih membangun komunikasi politik dengan parpol lain.

"Kan Pak Prabowo sampai hari ini cuma pegang bola saja, tapi bolanya nggak dilempar ke mana, belum jelas hari ini. Belum dilempar ke UAS, belom dilempar ke Habib Salim. Di situlah kami terus bangun komunikasi politik," katanya, Selasa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement