REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pemprov Jabar, terus berkomitmen untuk mendorong inovasi dan kreativitas yang ada di masyarakat. Menurut Pj Gubernur Jabar M Iriawan, ia berharap semua pemerintah yang ada di kabupaten/kota ikut mendorong pengembangan inovasi tersebut.
"Inovasi ini, jelas harus kita dukung agar bisa berkembang bukan hanya tingkat nasional atau regional tapi internasional," ujar Iriawan kepada wartawan usai acara Gelar Teknologi Tepat Guna (TTG) Tingkat Provinsi Jabar ke VIII Tahun 2018, di Halaman Kantor Kec Cipendeuy Kabupaten Bandung Barat, Rabu (8/8).
Iriawan mengatakan, dorongan yang diberikan oleh pemerintah di antaranya dengan memberikan pelatihan-pelatihan, memberikan sertifikasi, kemudahan untuk ekspornya dan sebagainya. Upaya ini, dikembalikan ke kabupaten/kota yang ada balainya.
"Tadi, di pameran ada Pak Amin, yang berinovasi dari limbah onderdil tapi tidak mampu untuk mencukupi permintaan pasar yang lebih besar. Jadi, harus ada tempat lain untuk membuat produk," kata Iriawan seraya mengatakan, pemerintah harus mendorong dengan memberikan pelatihan karena bahannya banyak tapi SDM nya kurang.
Iriawan menilai, pameran TTG ini cukup bagus. Karena, pamerannya cukup besar. Semua inovasi masyarakat tersebut, banyak yang layak di bawa ke tingkat nasional. Ia melihat, inovasi dari kabupaten/kota itu berbeda-beda.
"Saya sangat mengapresiasi inovasi dan kreativitas dari mereka. Kita lihat tadi ada limbah dari bekas onderdil mobil bisa dikirim ke luar negeri," katanya.
Menurut salah satu Inovator Peserta Pameran dari Kabupaten Bandung, Amin, pada 1998 ia merupakan salah satu korban PHK. Kemudian, ia mulai berinovasi dari onderdil mobil.
Tadinya, ia tak berniat menjual limbah onderdil mobil yang dijadikan barang seni tersebut. Namun, pada 2000 ia memiliki kesempatan memamerkan produknya di pameran internasional dan bertemu dengan Menteri Pariwisata yang membeli produknya.
"Sekarang produk saya yang diekspor ke luar negeri sudah ribuan. Saya membuat satu model dan atu desain. Jadi tak ada produk yang sama," katanya.
Amin menilai, dengan berinovasi membuat barang seni dari limbah ini ia bisa mendapatkan banyak penghasilan. Namun, karena hand made ia hanya bisa membuat 30 produk saja dalam sebulan. Penghasilannya, sebulan bisa mencapai Rp 30 juta.
"Permintaan dari luae negeri sebenarnya banyak. Mereka minta sebulan bisa mengirim satu kontainer tapi saya tak sanggup memenuhi," kata Amin.