REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani membantah adanya rencana partai koalisi pindah dari poros Prabowo Subianto. Muzani menegaskan hingga saat ini partai politik sudah berkomitmen tetap dalam koalisi.
Ia menyampaikan hal itu menyusul pertemuan dadakan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Selasa (7/8) malam kemarin. Pertemuan tersebut beberapa jam setelah Zulkifli menemui Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta.
"Sejauh ini sudah ada persetujuan (dengan PAN)," ujar Muzani di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta, Rabu (8/8).
Menurut Muzani, perbincangan terkait cawapres segera difinalisasi dengan partai mitra koalisi hari ini, termasuk PAN, PKS, dan Partai Demokrat. Ia mengatakan Partai Demokrat sudah menyerahkan kepada Prabowo soal cawapres, sedangkan PKS akan bertemu Prabowo pada Rabu siang ini.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (tengah) bergandengan tangan dengan Presiden PKS Sohibul Iman (kiri) dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri (kanan) seusai melakukan pertemuan di DPP PKS, Jakarta, Senin (30/7).
Dengan demikian, ia mengatakan, Gerindra berharap keputusan nama cawapres disepakati bersama dan bisa diputus pada Rabu malam ini. Dengan demikian, nama cawapres sudah dapat diumumkan kepada masyarakat pada Kamis (9/8) esok.
"Kami bicara dengan parpol koalisi satu hari ini intensif, materi materi apa aja yg dibicarakan dengan PKS, PAN, dan Demokrat, sehingga pengerucutan nanti malam sudah diambil keputusan atau paling tidak besok pagi diumumkan pad masyarakat," ujar Muzani.
Dua hari jelang penutupan masa pendaftaran pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) di KPU, PAN memberi sinyal mengubah dukungan. Sebab, PAN yang selama ini identik dengan koalisi pendukung capres Prabowo justru mengakui ada kebuntuan dalam pembahasan cawapres di antara koalisi parpol.
PKS menyorongkan Salim Segaf Al-Jufri, Demokrat menyodorkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sementara PAN memiliki kandidat, yakni Zulkifli Hasan. Ketua DPP PAN Yandri Susanto mengajukan syarat kepada Prabowo Subianto agar PAN tetap berada di koalisi Prabowo.
Syarat tersebut meminta Prabowo memilih cawapres yang berasal dari luar parpol sebagai jalan tengah dari kebuntuan pembahasan cawapres untuk Prabowo. "Insha Allah ke Prabowo, kalau dari peta yang ada. Akan tetapi, sekali lagi ada syaratnya, kita tetap mendorong Bang zul, kalau tidak itu, kita tetap minta tetap ke Pak Prabowo tidak ngambil partai lain," ujar Yandri di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (7/8).
Menurut Yandri, saat ini pembahasan cawapres Prabowo masih alot karena masing masing partai ingin kadernya sebagai cawapres. PKS masih ngotot mengajukan Salim Segaf Al Jufri, Partai Demokrat ingin Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan PAN meminta Zulkifli Hasan.
Yandri menegaskan, partainya tidak setuju Prabowo mengambil nama-nama dari partai, jika tidak memilih Zulkifli Hasan. "Kalau Pak prabowo ngambil Salim Segaf misalnya, ya kami tidak setuju, atau ngambil AHY pasti kami tidak setuju," ujar Yandri.