Selasa 07 Aug 2018 22:40 WIB

PKS: Jika Prabowo tak Ikuti Rekomendasi Ulama, Koalisi Buyar

Majelis Syuro PKS hari ini menggelar rapat istimewa di Kantor DPP PKS.

Rep: Febrianto Adi Saputro, Antara/ Red: Andri Saubani
Presiden PKS Sohibul Iman menyampaikan keterangan pers usai menggelar sidang majelis syuro istimewa di kantor DPP PKS,  Jakarta, Selasa (7/8).
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Presiden PKS Sohibul Iman menyampaikan keterangan pers usai menggelar sidang majelis syuro istimewa di kantor DPP PKS, Jakarta, Selasa (7/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman mengatakan, koalisi parpol bisa buyar bila Prabowo Subianto tidak memilih satu dari dua nama calon wakil presiden (cawapres) wapres yang direkomendasikan Ijtima' GNPF Ulama, yakni Salim Segaf Aljufri atau Ustaz Abdul Somad. Prabowo dikabarkan akan memilih cawapresnya pada Rabu (8/8).

"Begitu tidak dipilih hasil ijtima' ulama, maka konstelasi koalisi bukan mengerucut, tapi makin buyar. Nah, di situlah cawapres PKS yang sembilan tentu tetap bisa hidup," Sohibul saat jumpa pers di Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Selasa (7/8)malam.

Sohibul menegaskan, sikap partainya di Pilpres 2019 tetap berpegang teguh pada hasil Ijtima' GNPF Ulama. "Yang menjadi pegangan kita adalah keputusan Majelis Syuro sebelumnya dan rekomendasi ijtima' ulama," katanya.

Kendati demikian, PKS masih berharap Prabowo memilih cawapresnya dari hasil keputusan sidang Majelis Syuro PKS lalu yang mengusung sembilan nama kadernya dan juga berpegang kepada hasil Ijtima' GNPF Ulama beberapa waktu lalu.

"Di antara itu ada irisan yaitu Bapak Salim Segaf Al-Jufri. Nah karena ini merupakan keputusan institusi, baik partai maupun GNPF, maka tidak pada tempatnya Pak Salim Segaf Al-Jufri memilih mundur," kata Sohibul).

Hasil musyawarah Majelis Syuro PKS sebelumnya memutuskan ada sembilan nama kader PKS yang siap maju sebagai capres dan cawapres pada Pilpres 2019. Mereka adalah Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher), Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, mantan Presiden PKS Anis Matta, Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno, Presiden PKS Sohibul Iman, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri, dan mantan Menkominfo Tifatul Sembiring.

"Keputusan Majelis Syuro sebelumnya dan keputusan Ijtima GNPF Ulama itu menjadi pegangan kita. Ini berarti bahwa keputusan sembilan nama (Cawapres PKS) itu tidak mati dia tetap hidup, namun kita juga tidak tahu perkembangan berikutnya," katanya.

Hasil musyawarah Majelis Syuro PKS malam ini juga menegaskan Salim Segaf tidak akan mundur dari posisi bakal cawapres PKS. "Karena ini keputusan institusi maka tidak ada tempatnya Salim Segaf mundur, karea dia sudah dapat mandat," tegas Sohibul.

Menurut Sohibul, PKS bersama Gerindra secara de facto sudah menjalin kerja sama. Kendati demikian kerja sama tersebut harus dituangkan secara de jure dengan mempertimbangkan hasil rapat Majelis Syuro PKS yang sudah mengusulkan sejumlah nama untuk mendampingi Prabowo di 2019.

Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani yakin akan ada titik temu untuk mengakomodir keinginan PKS dalam koalisi Prabowo. Hal itu disampaikan Muzani usai mendengar hasil keputusan rapat Majelis Syuro PKS, Selasa (7/8) malam ini.

"Saya kira apa yang menjadi keputusan majelis syuro hari ini ya kita hormati. Insya Allah, pasti ada titik temu," ujar Muzani seusai rapat internal dengan Prabowo Subianto di kediaman Prabowo, Kertanegara, Jakarta, Selasa (7/8).

Menurut Muzani, hasil keputusan rapat Majelis Syuro PKS belum disampaikan secara langsung kepada Prabowo. "Kami baru dengar dari jumpa pers malam ini dari presiden PKS dan majelis syuro," ucap Muzani.

Muzani juga meyakini PKS tetap dalam koalisi Prabowo dan tidak akan berpindah koalisi. Menurutnya, komunikasi yang terjalin antara PKS dan Partai Gerindra juga sudah sangat intensif.

"Hubungan kita dengan PKS sudah begitu dalam, begitu jauh, saya kira insha Allah tidak," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement