Senin 06 Aug 2018 22:50 WIB

Kerang Pensi Alternatif Protein Pengganti Daging

Kerang pensi disebut memiliki 45 persen lebih protein ketimbang daging sapi.

Hidangan kerang. Ilustrasi
Foto: Wikipedia
Hidangan kerang. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kerang air tawar atau pensi  jenis Corbicula dapat menjadi salah satu alternatif sumber protein hewani selain daging. Hal itu diungkapkan akademisi dari Program Studi Pendidikan Biologi, STKIP PGRI Sumatera Barat, Armein Lusi Zeswita, M.Si.

"Intinya pensi dapat dijadikan beragam panganan yang biasa menggunakan daging seperti dendeng dan produk siap goreng atau nuget," ujarnya di Padang, Senin (6/8).

Kandungan nutrisi dalam pensi terdapat 45 persen lebih protein bahkan dibandingkan daging sapi yang tergolong mahal memiliki lemak tak jenuh yang lebih baik, katanya.

Menurutnya selama ini masyarakat yang tinggal di sepanjang Danau Maninjau atau Singkarak Sumbar memanfaatkan pensi sebagai gulai, tumis atau sup.

Padahal lebih dari itu pensi dapat dijadikan panganan olahan lain seperti dendeng dan nuget dengan komposisi tertentu.

Dalam hal ini baik untuk membuat dendeng atau nuget dari kerang pensi memang memerlukan analisis lebih lanjut untuk melihat daya tahan dan komposisinya.

Akan tetapi bila dilakukan dengan baik dan memahami setiap kandungan dalam pensi tersebut, panganan dapat dibuat. Sebagai contoh dalam memisahkan daging dan insang dari cangkang, perlu pengetahuan tentang komposisi daging dan insang.

Pada dasarnya bahan yang digunakan untuk membuat sup, tumis, gulai dan dendeng mmerlukan bagian daging kerangnya dan tidak termasuk insang.

Hal ini penting mengingat insang menjadi tempat hasil penyerapan semua senyawa saat kerang hidup di air. Artinya besar kemungkinan insang yang letaknya pada selaput tipis di dalam cangkang dinilai tidak aman dikonsumsi.

Hal ini serupa kata dia seperti kejadian orang keracunan saat makan keong, ada kemungkinan yang termakan itu insang setelah menyerap beragam pestisida dan zat berbahaya lainnya.

Sayang saat ini dari observasinya, masyarakat masih belum dapat memisahkan antara insang dan daging pada pensi saat akan merebus atau memasaknya.

Dia menambahkan bila pensi ini bisa dibudidayakan oleh masyarakat kemudian dikembangkan dalam usaha kecil menengah tentu akan menguntungkan. Selain lebih sehat bagi tubuh, nilai ekonomis pun lebih efisien dibanding konsumsi daging.

Perhitungannya bila satu kilogram daging sapi Rp 120 ribu ke atas, daging ayam Rp 50 ribu ke atas saat ini, pensi dapat dihargai per liternya tidak sampai Rp 10 ribu.

Hanya saja saat ini penelitian tentang pensi tersebut harus terus berlanjut khususnya dalam menciptakan varian baru jenis panganan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement