REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman bergerak cepat membantu korban gempa bumi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang terjadi pada Ahad (5/8) pukul 18.46 WIB. Mentan bersama Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU), Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan Banser Anshor berkumpul menggalang dana dan bantuan kemanusiaan bertempat di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Senin (6/8).
Pada kegiatan itu, Mentan pun ikut menyumbangkan satu tahun gajinya untuk pengumpulan bantuan dana. Akhirnya, penggalangan dana kemanusiaan itu berhasil mengumpulkan bantuan mencapai Rp 10 miliar. Dana tersebut digalang dari jajaran staf Kementan, BUMN, dan para pelaku usaha, di antaranya Badan Urusan Logistik (Bulog), perusahaan makanan dan minuman, asosiasi-asosiasi petani dan peternak, asosiasi eksportir dan importir, asosiasi pengusaha bahan pangan, pabrik gula, perusahaan perkebunan, perusahaan kendaraan bermotor, hingga perusahaan asuransi. Adapun Kementan secara kelembagaan memberikan bantuan sebesar Rp 2 miliar lebih.
“Saya sumbangkan gaji satu tahun untuk korban gempa. Ini ikhlas saya berikan karena terinspirasi dari kejadian tahun 2000-an, rumah kami terbakar ludes, rata dengan tanah, kami tinggal di bawah pohon, sehingga bantuan sekecil apa pun sangat berarti bagi korban” ujar Amran.
Mentan melanjutkan, kegiatan penggalangan dana dan bantuan sampai dengan Senin (6/8) malam berhasil mengumpulkan bantuan berupa dana Rp 10 miliar, 42 truk berisi sembako, dan pakaian. Bantuan tersebut langsung dikirim di Lombok. Kementan pun memberikan bantuan ayam sebanyak 10 ribu ekor, kambing, sapi, serta bantuan traktor. Kementan berharap, kerusakan di sektor pertanian cepat diselesaikan dan petani pun tidak merugi.
“Tim Kementan sekarang sudah turun ke Lombok untuk mendata korban penerima bantuan dan kerusakan pertanian, sehingga disusun segera langkah-langkah penanganannya. Untuk kerusakan pada tanaman bawang putih segera kami data dan segera diberi bantuan,” ujar Amran.
Tak sampai di situ, Mentan melanjutkan, Kementan juga terus berupaya menambah bantuan dengan membuka nomor rekening bantuan peduli gempa. Bahkan, keluarga besar pertanian di seluruh Indonesia sudah diminta membentuk tim peduli korban gempa.
Kantor Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) yang ada di tiap provinsi di Indonesia dijadikan sebagai posko bantuan guna mengkoordinir dan menyerahkan bantuan dari para petani dan peternak. Kantor BPTP di Lombok menjadi posko besar Kementan sebagai pusat koordinasi pengumpulan dan penyerahan bantuan kemanusiaan.
“Kementan hanya mengkoordinir pengumpulan dan penyerahan bantuan. Untuk distribusi selanjutnya kami percayakan kepada teman-teman yang bertugas di sana,” tutur Amran.
Amran menyatakan, bencana gempa bumi di Lombok adalah ujian bagi semua saudara di NTB. “Ini juga ujian bagi kita penduduk Indonesia, ujian bagi rasa persatuan kita untuk berbagi dengan sesama. Ini adalah ladang amal, masing-masing dari kita harus memberi contoh,” ajak Amran.
Kemudian, Amran pun meminta seluruh petani-peternak di seluruh Indonesia untuk turut bergerak menunjukkan kepedulian terhadap para korban gempa. Menurut Mentan, terdapat 100 juta lebih keluarga pertanian di Indonesia.
“Kami ajak untuk sama-sama memberi sumbangan bantuan dalam bentuk apa pun. Satu ekor ayam, satu butir kelapa, satu butir telur, itu semua akan sangat berarti bagi keluarga saudara kita di sana,” ujarnya.
Menurut informasi dari lokasi gempa, sebagian warga korban gempa masih bertahan di sekitar rumahnya. Mereka menjaga harta benda dan hewan ternak. Untuk itu, Amran juga menginstruksikan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk mengirim tim khusus sebanyak 100 orang ke lokais gempa.
“Tim khusus ini akan berangkat hari ini juga untuk membantu warga korban gempa mengurus ternak sapi dan lain sebagainya. Tim ini akan membawa perlengkapan, termasuk vaksin, untuk menjaga ternak warga tetap selamat dan sehat,” tegas Amran.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional Winarno Tohir menyampaikan apresiasi atas inisiatif super cepat Mentan Amran Sulaiman. Sebab, dalam tiga jam menggalang donasi musibah gempa secara spontanitas, peserta yang langsung menyumbang secara sukarela membeludak.
“Kami ikuti jejak brilian Pak Amran ini dengan menggerakkan seluruh KTNA dan 500 ribu kelompok tani untuk peduli musibah gempa ini. Ini wujud kepedulian sesama petani dan umat se-Indonesia,” kata Winarno.