Senin 06 Aug 2018 17:21 WIB

Pemuda Penting Teladani Sifat Rasul Berdaya bagi Orang Lain

Beastudi Indonesia Dompet Dhuafa kembali menggelar Sociopreneur Camp (SPC) di 2018

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Inpictures : Kiat Dompet Dhuafa Siapkan Generasi Pemimpin
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Inpictures : Kiat Dompet Dhuafa Siapkan Generasi Pemimpin

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Para pemuda dinilai penting meneladani Rasulullah untuk menjadi pemberdaya (entrepreneur) bagi orang lain. Karena menciptakan entrepreneur sejak dini menjadi salah satu cara untuk meminimalkan perilaku koruptif.

Hal ini diungkapkan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 2011- 2015, Bambang Widjojanto, saat memberikan materi Inspiring Leadership Talk di hadapan peserta Sociopreneur Camp 2018, di Balai Kota Semarang, akhir pekan kemarin.

Menurut Bambang, Rasulullah Muhammad SAW telah mencontohkan, sebagai satu-satunya nabi dengan kemampuan entrepreneurship yang mumpuni. Bahkan istri Rasulullah pun juga seorang entrepreneur sejati.

Dengan kecakapan tersebut, Rasulullah telah mampu menjadi pemberdaya bagi orang lain. Bahkan hal ini juga membuat Rasulullah menjadi lebih peduli kepada orang lain.

“Oleh karena itu, sifat-sifat Rasulullah seperti ini harus dimiliki oleh pemuda Indonesia di era sekarang ini,” jelasnya.

Bambang juga mengungkapkan, Indonesia diuntungkan dengan bonus demografi, di mana jumlah pemudanya tiga belas kali lebih banyak dari jumlah penduduk Singapura.

Hal tersebut menandakan jika pemuda Indonesia, secara kuantitas jauh lebih baik. “Yang menjadi persoalan, hal ini belum merepresentasikan kemajuan negara, di era milenial seperti sekarang ini,” tambahnya.

Era digital seperti saat ini, para pemuda memiliki kelebihan dengan kemampuan luar biasa dalam mengembangkan jaringan kuat untuk memberdayakan masyarakat.

Hanya saja masih banyak pemuda yang terjebak dalam lingkaran konsumerisme, hedonisme, dan materialisme. Pemuda juga dihadapkan pada pola screen culture di mana pola komunikasi dan penanaman nilai kehidupan didominasi oleh gawai.

“Penanaman nilai ini terjadi secara searah dan sangat hegemoni, sehingga kurang membangun karakter anak muda milenial,” jelas pendiri Indonesian Corruption Watch (ICW) ini.

Persoalan lainnya, lanjut Bambang, pemuda juga ‘dihancurkan’ melalui ruang-ruang paling privasi, hingga muncul beragam kejahatan yang memanfaatkan dunia digital.

Ruang inilah yang nantinya dapat menumbuhkan keinginan kaun milenial untuk berbuat curang, salah satunya dengan melakukan korupsi kecil-kecilan. “Sehingga pada saatnya akan mampu menghancurkan integritas para pemuda,” jelasnya.

Oleh karena itu, penting bagi pemuda pemuda harus memiliki integritas serta mampu menahan diri dari keinginan-keinginan semu agar mampu memutus rantai korupsi. Sebab tidak ada orang hebat akan menjadi hebat tanpa integritas.

Sehingga penting membangun integritas sejak dini. “Anda adalah siapa Anda, Anda hari ini adalah Anda di masa depan. Bentuklah integritas sejak dini dan betuklah rekam jejak sejak awal sebab usaha Anda hari ini akan menentukan keseuksesan Anda di masa depan,” tegasnya.

Ia juga mengungkapkan, ada sembilan cara yang bisa dilakukan pemuda dalam mewujudkan diri penuh integritas. Antara lain dengan berperilaku jujur, adil, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, dan berani.

Dari sembilan cara ini pemuda diharapkan untuk mengarah kepada pribadi yang tahan banting dan peduli, karena korupsi diawali dengan ketidakpedulian pada sesama.

“Kalau pemuda tidak pintar-pintar amat, maka pemuda hanya akan menjadi pasar dan mudah disusupi niatan untuk korupsi. Maka mulailah berwirausaha,” ujar Bambang.

Seperti diketahui, Beastudi Indonesia Dompet Dhuafa kembali menggelar Sociopreneur Camp (SPC) di 2018. Sebanyak 144 mahasiswa dari 17 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di berbagai penjuru Tanah Air, dipilih untuk mengikuti SPC 2018 yang dilaksanakan di Kota Semarang, Jawa Tengah, mulai Jumat (3/8) hingga Selasa (7/8).

Para peserta ini merupakan penerima manfaat Beastudi Etos, yang menjadi salah satu program unggulan Dompet Dhuafa di bidang pendidikan. Selain Bambang Widjojanto, materi leadership talk ini jga diisi oleh Mantan Menteri ESDM, Sudirman Said dan Direktur Mobilisasi ZIS Dompet Dhuafa, Bambang Suherman.

Para apeserta SPC 2018 juga akan mengikuti kegiatan Team Bulidding bersama Batalyon Infanteri (Yonif) 400 Raider. Melalui kegiatan ini, para peserta diproyeksikan bisa menjadi pemuda yang berjiwa pemimpin, berjiwa kontributif, dan mampu menyiapkan masa depan dan menguatkan jaringan strategis dalam membantu Indonesia dalam mewujudkan negara ideal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement