REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Palang Merah Indonesia (PMI) di NTB tepatnya di Mataram dan Lombok mengharap bantuan tenaga medis dan relawan dari daerah lain untuk membantu menangani korban gempa. Alasannya, dampak gempa kemarin, Ahad (5/8) lebih meluas setelah sebelumnya gempa yang terjadi pekan lalu, Ahad (29/7).
"Kami sangat berharap bantuan dari daerah lain dan pusat. Disamping itu juga kami berharap relawan dari luar daerah," kata Sekretaris PMI NTB Saptadi Akbar saat dihubungi Republika.co.id, Senin (6/8).
Ia mengatakan korban luka berat dan ringan berdatangan di rumah sakit Mataram. Padahalan, lanjut dia, tenaga medis agak terbatas karena sebelumnya korban gempa pekan lalu masih perlu ditangani. Sementara, menurut Saptadi, penanganan medis masih dilakukan di halaman rumah sakit dan parkir karena khawatir berada di dalam gedung pasca-gempa.
Baca: Buleleng dan Karangasem Paling Terdampak Gempa di Bali
Sementara itu, relawan PMI di Lombok sempat terdampak secara psikologis akibat gempa yang terjadi dua kali. "Ada keluarga yang kena gempa, mereka juga menyelamatkan keluarga dulu," tutur Saptadi. Namun, saat ini relawan-relawan di NTB telah siap menerima tugas membantu pertolongan dan penilaian terhadap korban gempa lainnya.
Saptadi menambahkan, ada lima orang anggota PMI dari pusat tiba Mataram. Tapi, terhambat akses menuju Lombok Utara karena longsor.
"Sementara akses agak terhambat karena longsoran di daerah Pusuk namanya. Jalan alternatif dari Mataram harus memutar ke Senggigi, lewat pinggir pantai," katanya.