REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan belum menerima data warga negara asing (WNA) menjadi korban gempa berkekuatan 7.0 SR yang terjadi pada Ahad (5/8) petang. Semua korban tewas yang berjumlah 91 orang dipastikan merupakan warga negara Indonesia.
“Sampai saat ini (pukul 10.00 WIB), belum ada data korban WNA yang berada di Bali atau NTB (Nusa Tenggara Barat),” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam konferensi pers di Kantor BNPB Jakarta, Senin (6/8).
Ia mendata sebanyak 91 orang dilaporkan meninggal dunia dan 209 orang mengalami luka-luka. Ia memastikan, seluruh korban meninggal dunia adalah warga negara Indonesia (WNI).
Gempa bumi berkekuatan 7,0 SR mengguncang Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) pukul 18.48 WIB. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi terletak pada 8,37 LS dan 116,48 BT, tepatnya kedalaman 15 km.
Awalnya gempa dilaporkan berkekuatan 6,8 SR. Namun, ada pemuktahiran menjadi 7,0 SR dan berpotensi tsunami atau smong. BNPB menyatakan belum semua daerah terdampak gempa bisa dijangkau petugas SAR gabungan.
Sutopo mengatakan kekuatan gempa menyebabkan sejumlah jalanan rusak, robohnya tiga jembatan menuju akses permukiman dekat pusat gempa. Selain itu, kendala lainnya yakni keterbatasan personil dan alat berat.
Ia memerinci daerah terdampak gempa dengan kerusakan bangunan parah di Lombok Utara, yakni Kecamatan Bayan 75 persen, Kecamatan Kayangan 80 persen, kecamatan Gangga 65 persen, Kecamatan Tanjung 80 persen, dan Kecamatan pemenang 55 persen.
Sebelumnya, data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi KESDM menyebut pusat gempa bumi berada di laut. Sebagian besar daerah tersebut tersusun oleh endapan gunung api berumur tersier hingga kuarter, sedimen dan metamorf tersier sampai pra tersier dan sebagian besar endapan tersebut telah tersesarkan dan terlapukkan.
Pada endapan yang terlapukkan diperkirakan goncangan gempa bumi akan lebih kuat karena batuan ini bersifat urai, lepas, belum kompak dan memperkuat efek getaran, sehingga rentan terhadap goncangan gempa bumi. Tim SAR gabungan masih terus melakukan evakuasi dan penyisiran.