REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kepanikan sempat melanda warga di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), saat terjadinya gempa berkekuatan magnitudo tujuh skala richter (SR) pada Ahad (5/8) malam.
Sejumlah jalan utama di Kota Mataram mengalami kemacetan lantaran adanya informasi tsunami. BMKG memberikan informasi bahwa peringatan dini tsunami pada pukul 19.46 Wita dinyatakan telah berakhir.
Informasi tersebut disertai mulai kembali menyala listrik di sejumlah titik di Kota Mataram membuat sejumlah warga kembali ke rumah. Namun, banyak juga yang memilih berada dan tidur di luar rumah beralaskan tikar seadanya.
Pantauan Republika, banyak warga yang memilih bermalam di Lapangan Sangkareang lantaran khawatir terjadinya gempa susulan. Warga Gunung Sari, Lombok Barat, Nugraha mengaku memilih mengajak keluarganya bermalam di Lapangan Sangkareang.
"Masih khawatir kalau-kalau ada gempa susulan," ujarnya.
Dia mengaku tidak membawa apa-apa saat keluar rumah. Rasa panik membuatnya menjauh dari rumahnya. "Ini saya mau pulang dulu ambil selimut karena dingin kasihan anak-anak," kata dia menambahkan.