Sabtu 04 Aug 2018 09:29 WIB

Kecamatan Bringin Jadi Wilayah Kekeringan Terparah

Setidaknya ada 14 dusun di tiga desa yang terdampak krisis air bersih cukup parah

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Esthi Maharani
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mendistribusikan air bersih / Ilustrasi
Foto: Istimewa
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mendistribusikan air bersih / Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN — Kecamatan Bringin masih menjadi wilayah yang mengalami krisis air bersih terparah di Kabupaten Semarang, selama musim kemarau dua tahun terakhir. Sejauh ini, bantuan air bersih yang disalurkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang, volume paling banyak didistribusikan untuk Kecamatan tersebut.

“Total yang telah disalurkan untuk Kecamatan Bringin mencapai 140 ribu liter,” ungkap Kepala BPBD Kabupaten Semarang, Heru Subroto, di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jumat (3/8).

Ia mengatakan, di wilayah Kecamatan Bringin setidaknya ada 14 dusun di tiga  desa yang terdampak krisis air bersih cukup parah. Masing- masing di Desa Kalikurmo, Gogodalem dan Desa Pakis. Adapun total bantuan air bersih yang disalurkan BPBD Kabupaten Semarang untuk ketiga desa ini total telah mencapai 28 tangki dengan kapasitas 5.000 liter setiap penyaluran

Sementara itu, Staf Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Semarang, Olfa Baskarani mengamini jika Kecamatan Bringin masih menjadi wilayah paling parah terdampak krisis air bersih.

Pengalamannya melakukan dropping air bersih di Dusun Sengkrik, Desa Pakis warga saling berebut air bersih begitu truk tangki milik BPBD Kabupaten Semarang datang ke lokasi. Bahkan ada belasan warga di suatu dusun yang rela berjam- jam mengantri hanya untuk mendapatkan dua jeriken air bersih, kendati sebelumnya sudah berjalan jauh dari dusunnya.

Sedangkan di Dusun Pungkruk, Desa Jatirunggo, Kecamatan Pringapus ada seorang ibu sambil menggendong balitanya harus mondar- mandir dari rumahnya yang berjarak 1 kolometer ke lokasi dropping air.

Berdasarkan pengalaman ini, ia meminta kepada masing- masing aparat desa untuk menyiapkan tandon di tiap dusun yang membutuhkan. "Sehingga saat dropping air dilakukan, warga yang ingin mendapatkan air tidak kesulitan, harus berjalan hingga ke dususn tetangga,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement