Sabtu 04 Aug 2018 08:23 WIB

Din Syamsuddin Tersanjung Diisukan Maju Jadi Cawapres

Din tak ingin berbasi-basi seakan tidak mau menerima usulan tersebut.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Esthi Maharani
Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Profesor Din Syamsudin dalam Muktamar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jumat (3/8).
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Profesor Din Syamsudin dalam Muktamar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jumat (3/8).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Profesor Din Syamsudin tak menampik mendapatkan informasi adanya usulan untuk maju sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres) 2019. Oleh sebab itu, mantan Ketua PP Muhammadiyah ini mengaku tersanjung dan bersyukur mendapatkan kepercayaan tersebut.

"Iya saya dengar nama saya disebut suatu kelompok dan partai politik (parpol) tertentu untuk menjadi Cawapres. Hemat saya, tentu saya menyikapinya dengan rasa syukur. Manusiawi jika saya merasa tersanjung karena mendapatkan kehormatan dan penghormatan ini," kata Din dalam Muktamar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) XVIII di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jumat (3/8).

Din tak ingin berbasi-basi seakan tidak mau menerima usulan tersebut. Apalagi dia sebelumnya pernah menjabat kursi pimpinan di sejumlah organisasi. Tak hanya organisasi lokal, tapi juga nasional dan dunia.

"Tentu ini menjadi modal yang dapat dimanfaatkan jika diberi kesempatan," tambah dia.

Meski mendapatkan usulan, Din menyatakan, dirinya tahu diri karena bukan dari kalangan partai politik (parpol). Untuk maju dalam Pilpres 2019, siapapun harus terlibat dalam satu atau gabungan parpol. Dia juga tidak ingin menjadi sosok yang mengemis jabatan karena tak etis dalam aspek manapun.

"Jangan kasih jabatan pada mereka yang ambisius apalagi yang tidak mampu. Kalau jabatan besar diberikan kepada bukan ahlinya, maka bangsa akan mengalami kehancuran," jelasnya.

Belum lama ini, kata Din, dia sempat bertemu dengan Presiden Jokowi saat berkunjung ke salah satu pesantren Sumbawa. Dia yang juga pimpinan pesantren tersebut tidak membahas masalah Pilpres sama sekali. Menurut dia, bukan hal etis membicarakan isu tersebut saat kunjungan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement