REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TIMUR -- Berbagai bantuan telah diterima masyarakat di wilayah Kecamatan Sambelia dan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur. Kini, pengungsi berharap adanya bantuan pembangunan rumah yang hancur.
“Kami mengharapkan bisa segera memperbaiki rumah, ada 60 rumah rusak total dan 22 lainnya tidak bisa dihuni. Semoga pemerintah maupun donator lain bisa segera membantu kami,” kata Kepala Dusun Mekar Sari, Amirudin Kecamatan Sembelia.
Selama ini Amiruddin mengakui di pengungsian, kebutuhan makanan, minuman, sembako, tenda dan terpal dapat terpenuhi. Namun untuk perbaikan rumah belum ada.
Gempa susulan masih dirasakan warga di wilayah Kecamatan Sambelia dan Sembalun Kabupaten Lombok Timur hingga Jumat sore ini (3/8). Seperti yang dirasakan masyarakat Dusun Mekar Sari Desa Madayin Kecamatan Sambelia, saat Palang Merah Indonesia (PMI) bekerja sama dengan Medical Emergency and Adventure (MED A) melakukan pemeriksaan kesehatan di pengungsian. Amirudin pun mengimbau lebih dari 400 warganya untuk tidak beraktifitas dan tidur di dalam rumahnya yang mayoritas rusak.
"Sebelum ada informasi dari pemerintah yang menyatakan aman, saya perintahkan warga untuk tetap di tenda pengungsian, karena sudah ada yang terluka berat delapan orang dan luka ringan 22 orang,” tegas laki-laki 40 tahun itu.
Gempa Lombok Mulai Terserang Diare" target="_blank" rel="noopener">Baca: Pengungsi Gempa Lombok Mulai Terserang Diare
Ketua Bidang Penanggulangan Bencana (PB) PMI Pusat Letjend (Purn) Sumarsono mengatakan, PMI akan menyiapkan program Cash Transfer Programme/Program Bantuan Tunai (CTP). “PMI akan melakukan kegiatan CTP di bidang mata pencaharian untuk membantu warga membangun kembali rumahnya,” kata Sumarsono didampingi Ketua PMI NTB Ridwan Hidayat saat meninjau langsung lokasi pengungsian dan penyaluran bantuan PMI di Mekar Sari Desa Madayin Sambelia – Lombok Timur.
Saat ini PMI telah mendistribusikan terpal, air bersih, //family kit, //baby kit dan melakukan pelayanan kesehatan. Ia menambahkan, PMI juga mulai melakukan program dukungan psikososial untuk membantu memulihkan trauma warga terdampak bencana gempa. Untuk membantu warga difabel, PMI juga akan mengirimkan tim fisioterapi.
“Kami juga akan datangkan tenaga fisioterapi untuk membantu memulihkan aktifitas warga yang difabel akibat gempa,” kata Sumarsono saat penyerahan 42 paket //family kit dan 30 paket //baby kit.
Sri Windayati (28 tahun) warga Mekar Sari yang mengungsi di tenda bersama balitanya berusia tiga bulan mengungkapkan perlunya selimut. Mengingat cuaca dan angin dingin saat malam hari tiba.