Sabtu 04 Aug 2018 00:08 WIB

Dinkes: Ada 8.000 Balita Stunting di Depok

Kondisi stunting diakibatkan kurangnya asupan gizi dan garam beryodium.

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Andri Saubani
Anggota Ikatan Konselor Laktasi Klaten mengukur postur tinggi bocah dan memberikan sosialiasi pemberian gizi bayi untuk mencegah kegagalan tumbuh kembang anak (stunting) saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor di Klaten, Jawa Tengah, Minggu (22/4).
Foto: Antara/Maulana Surya
Anggota Ikatan Konselor Laktasi Klaten mengukur postur tinggi bocah dan memberikan sosialiasi pemberian gizi bayi untuk mencegah kegagalan tumbuh kembang anak (stunting) saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor di Klaten, Jawa Tengah, Minggu (22/4).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemerintah Kota Depok, pada 2018 terdapat 8.000 bayi di bawah umur lima tahun (balita) yang dalam kondisi kurang gizi. Kondisi itu menyebabkan pertumbuhan kecil atau kerdil (stunting).

"Selama 2018, kami mencatat jumlah balita stunting mencapai 8.000 dari total 250.000 balita, sekitar 0,4 persen," kata Kepala Dinkes Pemkot Depok, Lies Karmawati saat di konfirmasi, Jumat (3/8).

Menurut Lies, kondisi stunting diakibatkan kurangnya asupan gizi dan garam beryodium balita. "Kerdil atau stunting, dalam artian tinggi badannya kurang kalau dibandingkan dengan umurnya," terangnya.

Lies mengungkapkan, kasus balita stunting memiliki dampak yang cukup besar bagi tumbuh kembang seorang anak. "Stunting pengaruhnya akan membuat anak tidak pintar atau cerdas," tegasnya.

Untuk mengantisipasinya, lanjut dia, pihaknya akan terus memberikan penyuluhan serta pencegahan kepada masyarakat agar memahami dampak dan penyebab munculnya balita stunting.

"Stunting muncul akibat perilaku atau gaya hidup dan lingkungan. Peran seorang ibu paling dominan untuk mencegah terjadinya stunting. Para ibu sebelum melahirkan harus memperhatikan darah merah, haemoglobin, dan asupan gizi yang banyak serta memperhatikan asupan garam yodium," jelasnya.

Lies berharap para ibu untuk rajin memeriksakan kesehatannya saat hamil serta memeriksa kesehatan balita ke Posyandu dan Puskesmas. "Diharapkan dapat mencegah secara dini agar tidak terjadi stunting," harapnya.

Wakil Wali Kota Depok, Pradi Supriatna mengaku cukup prihatin dengan cukup banyak Balita terkena stunting. "Kami cukup prihatin dan sudah diambil langkah-langkah serta pemetaan wilayah. Kami sudah adakan rapat untuk mengkaji dalam mengatasi persoalan stunting," tegasnya.

Pradi mengimbau kepada para ibu yang hamil dan yang memiliki balita untuk memberikan asupan makanan yang bergizi serta melakukan kegiatan olahraga balita agar tumbuh kembang anak menjadi normal. "Ini pola disiplin kesehatan ibu dan anak. Kami imbau para ibu untuk selalu disiplin menjaga kesehatan bayi dalam kandungannya dan balita. Jangan makan-makanan yang instan," imbuhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement