Jumat 03 Aug 2018 07:05 WIB

BMKG: Waspadai Gelombang Tinggi 3 Hari ke Depan

Potensi gelombang tinggi khususnya di Perairan Barat Daya Sumatera hingga Selatan NTT

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
Puluhan warung dan tanggul penahan ombak di Pantai Karanghawu Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi rusak diterjang gelombang tinggi pada beberapa hari lalu Jumat (27/7).
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Puluhan warung dan tanggul penahan ombak di Pantai Karanghawu Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi rusak diterjang gelombang tinggi pada beberapa hari lalu Jumat (27/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali mengeluarkan peringatan dini Gelombang tinggi di beberapa wilayah perairan Indonesia. Deputi Meteorologi BMKG, Mulyono Prabowo menuturkan berdasarkan pantauan BMKG terdapat pola tekanan tinggi di wilayah Perairan Barat Australia, yang dapat memicu terjadinya peningkatan kecepatan angin Timuran dengan kecepatan 55km/jam.

Angin Timuran ini melewati Samudra Hindia Barat Lampung hingga Selatan Jawa, Perairan Selatan Banten hingga Jawa Barat. Selain adanya peningkatan kecepatan angin Timuran, terdapat pula peningkatan ketinggian gelombang laut di Selatan Jawa Timur hingga Bali.

"Ini mengakibatkan potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah perairan Indonesia khususnya di Perairan Barat Daya Sumatera hingga Selatan NTT,” ujar Mulyono Prabowo.

Menurut dia, kondisi ini diprakirakan masih terjadi hingga tanggal 05 Agustus 2018 sehingga masyarakat pesisir terutama para nelayan perlu mewaspadai gelombang tinggi.

“Perlu diperhatikan dampak resiko yang timbulkan terhadap keselamatan pelayaran,” katanya menambahkan.

Prabowo menerangkan bahwa untuk perahu nelayan sangat rentan terhadap kecepatan angin lebih dari 15 knots (27 km/jam) dan tinggi gelombang diatas 1.25 meter, sementara itu, untuk kapal tongkang perlu mewaspadai risiko apabila terjadi potensi kecepatan angin lebih dari 16 knots (30 km/jam) dan tingggi gelombang diatas 1.5 meter.

Ia memaparkan wilayah yang perlu diwaspadai seperti di Perairan Sabang, Perairan Barat Aceh – Nias, Selat Sunda bagian Selatan, Perairan Selatan P. Sumba – P. Sawu – P. Rote, Selat Sumba bagian Barat, Selat Sape Bagian Selatan, Laut Sawu, Perairan Selatan Kupang perlu diwaspadai terjadi potensi tinggi gelombang 2.5 – 4.0 meter.

“Untuk kapal ferry yang biasa digunakan sebagai transportasi penyeberangan, sangat rentan jika terjadi kecepatan angin lebih dari 21 knots (39 km/jam) dengan ketinggian gelombang diatas 2.5 meter," kata Prabowo.

Sedangkan, bagi kapal yang berukuran besar, seperti kapal Kargo/Kapal Pesiair, berisiko untuk berlayar apabila terjadi peningkatan kecepatan angin lebih dari 27 knots (50 km/jam) dan tinggi gelombang diatas 4.0 meter. Kemudian, ia menyebut, masyarakat perlu mewaspadai wilayah dengan gelombang tinggi 4.0 – 6.0 meter yang berpeluang terjadi di Perairan Kepulauan Mentawai, Perairan Enggano – Bengkulu, Perairan Barat Lampung, Perairan Selatan Banten – Jawa Timur.

"Perairan Selatan Bali hingga Sumbawa, Selat Bali – Lombok – Alas Bagian Selatan, Samudera Hindia Barat Mentawai hingga Selatan P.Sumbawa," terangnya.

Sementara itu, lanjut dia, tinggi gelombang 1.25 – 2.5 meter berpeluang terjadi di Selat Malaka bagian Utara, Perairan Timur P. Simeulue – Kep. Mentawai, Selat Sunda Bagian Utara, Laut Timor, Perairan Selatan Flores dan Selat Ombai, Laut Natuna Utara, Perairan Kep. Anambas – Natuna.Perairan Timur Batam – P. Bintan, Perairan Utara Bangka – Belitung, Laut Natuna dan Selat Karimata, Laut Jawa, Selat Makasar, Perairan Kotabaru, Laut Sulawesi, Perairan Kep. Sangihe – Talaud, Laut Maluku bagian Utara, Perairan Utara Halmahera, dan Samudera Pasifik Utara Halmahera hingga Papua Barat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement