Kamis 02 Aug 2018 13:25 WIB

Korban Gempa di Bayan Lombok Butuh Bantuan Air

Warga yang mengungsi mencapai lebih dari 2.000 jiwa.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Nur Aini
Korban gempa bumi beristirahat di tenda darurat pengungsi, Desa Sajang, Lombok Timur, NTB, Senin (30/7).
Foto: Akbar Nugroho Gumay/Antara
Korban gempa bumi beristirahat di tenda darurat pengungsi, Desa Sajang, Lombok Timur, NTB, Senin (30/7).

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK UTARA -- Kecamatan Bayan di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi salah satu wilayah dengan dampak cukup parah akibat gempa. Warga terdampak gempa di wilayah itu kini kekurangan air bersih.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Utara hingga Selasa (31/7) pukul 18.45 Wita, total terdampak gempa di Lombok Utara mencapai 31.712 jiwa dari 9.828 kepala keluarga (KK). Sebanyak 2.478 jiwa di antaranya terpaksa tinggal di sejumlah posko pengungsian yang ada di Kecamatan Bayan.

Kepala Camat Bayan, Musripin, mengatakan, warga terdampak gempa di Bayan amat membutuhkan sejumlah bantuan karena terpaksa tinggal di posko pengungsi mengingat rumahnya rusak akibat gempa.

"Bantuan yang bentuknya tanggap darurat seperti pipa untuk beberapa tempat air minum yang rusak, selimut, tenda atau terpal yang darurat, air juga terutama kita kekurangan air karena semua fasilitas kita rusak," ujar Musripin kepada Republika.co.id, Kamis (1/8).

Sebelumnya, Kepala BPBD Kabupaten Lombok Utara Iwan Maret Asmara mengatakan, wilayah Lombok Utara dengan kerusakan parah berada di Kecamatan Bayan dan sebagian Kecamatan Kayangan. Sedangkan tiga kecamatan lainnya terindikasi kerusakan ringan.

"Untuk korban sampai saat ini, korban meninggal dunia berjumlah lima orang, luka berat sebanyak 20 orang dan luka ringan sebanyak 58 orang," kata Iwan.

Iwan mengatakan, kerusakan infrastruktur juga terjadi di Lombok Utara. Tercatat 1.626 bangunan rusak yang meliputi 226 rumah rusak berat, 342 rumah rusak sedang, dan 1.058 rumah rusak ringan. Beberapa sarana ibadah juga rusak akibat goncangan yang sangat keras di antaranya, empat masjid rusak sedang, empat mushala rusak sedang, dan tiga pura rusak ringan.

Menurutnya, kerusakan juga terjadi pada tiga unit sekolah dan sarana pelayanan kesehatan masyarakat seperti satu puskesmas rusak berat dan satu rusak ringan. Iwan menyampaikan, BPBD Lombok Utara bersama instansi lain terus melakukan upaya penanganan bencana, baik saat kejadian hingga pascabencana.

Baca: Pengungsi Gempa di Lombok Utara Butuh Bantuan Mendesak

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement