Kamis 02 Aug 2018 12:49 WIB

BNPB Minta BPBD Bersiap Hadapi Kekeringan

BNPB sudah melakukan pemetaan wilayah terkait kekeringan.

Sedikitnya 500 hektare tanaman padi yang tersebar di empat desa di  Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu terancam mati akibat kekeringan, Selasa (23/1). Kondisi itu menyusul rendahnya curah hujan ditambah minimnya pasokan air irigasi yang bersumber dari Bendung Rentang.
Foto: dok. KTNA Kecamatan Kandanghaur
Sedikitnya 500 hektare tanaman padi yang tersebar di empat desa di Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu terancam mati akibat kekeringan, Selasa (23/1). Kondisi itu menyusul rendahnya curah hujan ditambah minimnya pasokan air irigasi yang bersumber dari Bendung Rentang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menginstruksikan badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) untuk bersiap menghadapi kekeringan. BNPB sudah melakukan pemetaan wilayah terkait kekeringan.

"Kami sudah sampaikan kepada BPBD untuk bersiap-siap. Pemetaan sudah dilakukan, tetapi kami tetap mengikuti data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika," kata Direktur Pemberdayaan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan saat dihubungi di Jakarta, Kamis (2/8).

Untuk daerah yang diperkirakan akan mengalami kekeringan, BPBD setempat sudah diinstruksikan untuk mengidentifikasi titik-titik yang memiliki sumber air yang tidak terlalu terdampak musim kemarau. Sumber-sumber air itu akan menjadi pasokan utama bagi masyarakat di daerah tersebut, bila di wilayah tempat tinggalnya sudah mulai kesulitan air.

"Kami juga meminta BPBD untuk menyiapkan tangki-tangki air untuk mendistribusikan ke wilayah-wilayah yang kesulitan air," tambahnya.

Namun, Lilik menyebutkan distribusi pasokan air menggunakan mobil tangki merupakan langkah terakhir yang bisa dilakukan. Menurut dia, sebelum itu masyarakat sudah diminta untuk menyimpan air mengantisipasi kekeringan.

"Misalnya dengan menyimpan air hujan saat musim penghujan. Model-model seperti itu sudah banyak dilakukan baik langsung di rumah-rumah, maupun fasilitas-fasilitas yang ada di desa seperti masjid, gereja dan sekolah," terangnya.

Lilik mengatakan, antisipasi kekeringan telah dilakukan secara jangka panjang maupun jangka pendek. Karena itu, dia berharap semua pihak siap menghadapi kemungkinan kekeringan di musim kemarau.

"Namun, harus diakui karakter pemerintah daerah berbeda-beda. Ada yang perhatiannya kurang, ada juga yang memang daerahnya sulit air. Semuanya tentu mendapat pendampingan dari BNPB," kata dia. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement