REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG – Kehadiran transportasi massal kereta api ringan atau light rail transit (LRT) mendapat dari banyak pihak. Salah satunya datang dari pakar manajemen Universitas Indonesia (UI) Rhenald Kasali.
Berbicara sekaligus memandu sosialisasi “Payo Naik LRT, Life Style Baru Wong Kito,” Rabu (1/8) bersama Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Alex Noerdin dan pengamat transportasi Yayat Supriana, Rhenald Kasali mengatakan, “Light rail transit atau LRT merupakan visi transportasi Sumsel masa depan.”
Menurut pendiri Rumah Perubahan, pembangunan LRT Sumatera Selatan merupakan terobosan baru untuk menjawab berbagai tantangan ekonomi di kota Palembang dan sekitarnya. “Pembangunan LRT ini sebagai sebuah langkah besar bagi kemajuan kota ini yang sudah semakin padat dan ekonominya bergerak begitu cepat,” ujarnya.
Di depan peserta mahasiswa dan masyarakat, Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan, pembangunan transportasi massal yang modern ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo yang ingin memberikan layanan maksimal kepada rakyat Indonesia utamanya Sumatera Selatan.
“Jika bicara membahas LRT, Presiden selalu bicara berilah kebahagiaan pada masyarakat dan layanan. Kepada masyarakat Sumatera Selatan saya mengajak, mari segera menjadikan LRT sebagai gaya hidup masa kini,” tutur Menhub.
Lebih lanjut Menhub menjelaskan, LRT sebagai angkutan massal akan diragamkan dengan angkutan lain. “LRT ini dibangun pemerintah agar orang perkotaan tidak lagi terkendala macet. Mari kita meninggalkan angkutan pribadi dan beralih ke angkutan massal,” ujarnya.
Menhub juga mengingatkan, LRT Palembang harus menjadi model dan LRT jangan hanya dimanfatkan sekarang saja tapi harus kontinyu dan jadi lifestyle. Ini harus menjadi lifestyle seperti kita pakai gadget,” katanya.
Sementara itu Gubernur Sumsel Alex Noerdin menjelaskan, LRT ini dibangun berdasarkan hasil survei Kota Palembang diprediksi akan macet total pada 2020. “Ini alasan utama saat saya presentasi ke Presiden dengan waktu tujuh menit. Jangan sampai kita terlambat seperti Jakarta. Kedua transportasi ini untuk atlet dan ofisial saat Asian Games dari bandara Sultan Mahmud Badaruddin ke Jakabaring Sport City,” ujarnya.