REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tenaga kesehatan di RSUD Selong, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) membantu proses persalinan sembilan ibu yang menjadi korban gempa berkekuatan 6,4 skala richter (SR). Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan Widyawati mengatakan, ada delapan persalinan yang dilakukan di RSUD Selong hingga Selasa (31/7) pagi dan satu persalinan lain setelahnya.
"Semua bayi lahir selamat," kata Widyawati dalam keterangan persnya yang diterima di Jakarta, Rabu.
Kesembilan ibu yang dibantu persalinannya sebelumnya telah terpantau kehamilannya sehingga rumah sakit pun telah siap memberikan layanan.
Baca juga: 500 Kepala Keluarga Jadi Korban Gempa Lombok
Data Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan pada 31 Juli 2018 mencatat ada 3.966 jiwa kelompok rentan pascaterjadinya gempa Lombok. Sebanyak 327 orang berstatus ibu hamil. Sementara itu, ibu menyusui ada 929 orang, anak-anak 754 orang, lanjut usia 1.762 orang, dan penyandang disabilitas 97 orang.
Menteri Kesehatan Nila Moeloek dalam kunjungannya ke pos kesehatan di pengungsian Desa Madain dan RSUD Selong Lombok Timur mengatakan petugas kesehatan dalam kondisi bencana harus mengutamakan kecepatan dalam menolong korban dan mengatasi masalah kesehatan di pengungsian.
"Kedua, kita harus mencegah sekaligus mengatasi permasalahan kesehatan di pengungsian, mulai dari mendirikan pos kesehatan, mengatur dapur umum, dan mengingatkan agar tetap menjaga kesehatan," katanya.
Nila mengatakan pengungsian merupakan sasaran yang tidak luput dari perhatian jajaran kesehatan karena para pengungsi berisiko terkena gangguan kesehatan. Dia mengingatkan pentingnya menjaga pasokan air bersih agar pengungsi tidak terserang penyakit lain, seperti diare.
Nila mengapresiasi penyediaan tangki air, toilet temporer, dan tenda keluarga yang disediakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.