REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pencapresan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Suhud Aliyudin mengaku pembahasan mengenai calon wakil presiden (cawapres) yang diusung PKS, PAN, Partai Gerindra, dan Partai Demokrat belum menemui kesepakatan. Terkait hal tersebut Suhud mengatakan PKS membuka opsi abstain pada pemilu 2019 mendatang.
"(Abstain) itu salah satu opsi yang mungkin diambil kalau memang situasinya tidak memungkinan. Tapi itu tergantung pembahasan pimpinan DPP dan Majelis Syuro. Kira-kira sikap resmi PKS itu seperti apa ketika ada nama lain yang diusulkan," kata Suhud, Rabu (1/8).
Selain itu Suhud juga mengungkapkan bahwa PKS sampai saat ini masih menunggu keputusan soal cawapres yang dipilih oleh Prabowo. PKS juga tetap berpegang kepada putusan Majelis Syuro yang mengajukan 9 kader PKS sebagai cawapres.
Apalagi satu dari 9 nama kader itu masuk dalam rekomendasi forum ijtima ulama GNPF yakni Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri. "Itu kan bagian yang PKS perjuangkan untuk dibahas di dalam pembicaraan koalisi," kata Suhud.
Suhud menambahkan, hingga saat ini PKS masih menunggu keputusan siapa yang akan dipilih Prabowo. Pasalnya Prabowo bisa saja memutuskan untuk tidak mengambil dari sembilan nama itu kan. "Nah berarti ketika nama lain yang keluar kami akan membawa kembali ke DPP dan Majelis Syuro," ungkapnya.