Rabu 01 Aug 2018 14:38 WIB

LSI: Salim Segaf Sulit Naikkan Elektabilitas Prabowo

Salim Segaf pernah menjadi dubes dan menteri sosial.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (tengah) bergandengan tangan dengan Presiden PKS Sohibul Iman (kiri) dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri (kanan) seusai melakukan pertemuan di DPP PKS, Jakarta, Senin (30/7).
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (tengah) bergandengan tangan dengan Presiden PKS Sohibul Iman (kiri) dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri (kanan) seusai melakukan pertemuan di DPP PKS, Jakarta, Senin (30/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Citra Komunikasi Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Toto Izul Fatah, menilai sosok Salim Segaf Al-Jufri belum dikenal luas di kalangan masyarakat. Bahkan, namanya hampir tidak pernah muncul dalam beberapa survei cawapres yang dilakukan LSI.

"Dari data survei yang beberapa kali kita lakukan, nama Salim Segaf Al-Jufri hampir tidak pernah muncul. Saya kira memang agak susah untuk menunjang elektabilitas Prabowo Subianto sebagai capres," kata dia kepada Republika.co.id, Selasa (31/7).

Menurut Toto, usulan para ulama melalui forum ijtima beberapa hari lalu bukan harga mati. Ijtima ini hanya upaya untuk membantu mencarikan sosok cawapres pendamping Prabowo. Partai Gerindra dan parpol lain yang belum menentukan arah koalisi masih sangat mungkin mendiskusikan nama cawapres di luar usulan para ulama itu.

"Hasil ijtima ini bukan harga mati. Pada saatnya akan cair karena dinamika (jelang pendaftaran Pilpres) jauh lebih menentukan dari sekadar ijtima ulama. Ijtima ini lebih sebagai usaha mengisi kekosongan pertanyaan yang ditunggu umat khususnya, publik umumnya, tentang siapa wakilnya Prabowo," katanya.

Baca juga: PKS Ancang-Ancang Merintis Poros Baru, Golkar: Mustahil

Toto juga mengakui, berdasarkan data survei yang dimilikinya, hingga saat ini belum ada figur yang begitu kokoh, kuat dan layak untuk mendampingi Prabowo sebagai cawapres. Kubu Prabowo pun, menurut dia akan mempertimbangkan secara matang sosok cawapres yang mampu mendongkrak elektabilitas.

Forum Ijtima' Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-Ulama) merekomendasikan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri dan Ustaz Abdul Somad sebagai calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto. Mendengar putusan tersebut, PKS siap mengawal rekomendasi dari para ulama itu.

GNPF Ulama menggelar forum ijtima ulama di Jakarta pada 27 sampai 29 Juli kemarin. Forum ini sepakat mendukung Prabowo sebagai capres 2019. Sedangkan untuk cawapres, forum tersebut merekomendasikan dua nama, Salim Segaf dan Ustaz Abdul Somad. Nama terakhir menyatakan menolak menjadi cawapres dan lebih memilih terus berdakwah.

Untuk diketahui, Salim Segaf Al Jufri telah memiliki pengalaman politik yang banyak. Baik di tingkat partai maupun di tingkat nasional. Di Partai, Salim Segaf saat ini merupakan Ketua Dewan Syuro PKS. Sedangkan untuk tingkat nasional, Salim Segaf pernah menjadi dubes RI untuk Arab Saudi dan Menteri Sosial 2009-2014.

Baca juga: PAN: Ustaz Somad Punya Peluang Besar, Tetapi Masih Gamang

Hasil ijtima' Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama merekomendasikan nama Ketua Majelis Syura PKS, Salim Segaf Al-Jufri sebagai salah satu kandidat cawapres. Gayung bersambut, PKS mendukung penuh dan siap memperjuangkan Salim Assegaf untuk bisa diterima oleh partai-partai koalisi, Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Demokrat.

Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Direktur Pencapresan DPP PKS, Suhud Aliyudin. Ia menyatakan, ada alasan yang cukup kuat pihaknya mendorong Salim Assegaf sebagai cawapres yang bakal berpasangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Selain memiliki integritas, Salim Assegaf juga cucu dari pahlawan nasional juga tokoh pendiri Al-Khairiyah yang kuat di Indonesia bagian Timur.

"Saya kira secara kapasitas Pak Salim Assegaf sebagai tokoh memiliki kemampuan punya kompetensi, dia berpengalaman sebagai duta besar, sebagai menteri. Artinya terkait masalah ke pemerintahan dia tidak asing jadi tidak akan gagap ketika mendapatkan amanah," jelas Suhud, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (1/8).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement