Rabu 01 Aug 2018 14:11 WIB

PKS Ancang-Ancang Merintis Poros Baru, Golkar: Mustahil

Golkar menilai, PKS kecewa lantaran Partai Demokrat merapat ke kubu Prabowo.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Andri Saubani
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono bertemu jajaran Partai Keadilan Sejahtera (PKS), di Grand Melia Hotel, Senin (30/7) malam. Pertemuan Demokrat dengan PKS ini membahas penguatan koalisi di Pilpres 2019.
Foto: Republika/Amri Amrullah
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono bertemu jajaran Partai Keadilan Sejahtera (PKS), di Grand Melia Hotel, Senin (30/7) malam. Pertemuan Demokrat dengan PKS ini membahas penguatan koalisi di Pilpres 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Bidang Media dan Penggalangan Opini DPP Partai Golkar TB Ace Hasan Syadzily menuturkan, poros baru yang dirintis Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mustahil bisa terwujud. Menurut dia, PKS ingin membuat poros baru karena ada kekecewaan setelah Partai Demokrat merapat ke Partai Gerindra.

PKS, lanjut Ace, tampak ditinggal sendirian setelah hubungan Gerindra dan Demokrat makin dekat. "PKS akan membuat poros baru kayaknya mustahil dilakukan. Itu bisa kita baca bahwa PKS merasa sudah mulai ditinggalkan Gerindra akibat hubungannya yang semakin dekat dengan Demokrat," kata dia kepada Republika.co.id, Selasa (31/7).

Karena itu, menurut Ace, parpol-parpol yang ingin berkoalisi menantang Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019 justru mulai mengalami keretakan. Ini berbeda dengan kubu Jokowi yang makin solid seusai pertemuan enam petinggi parpol pendukung di Istana Bogor.

"Koalisi penantang Jokowi menunjukkan indikasi ketidaksolidan," kata dia.

Ace menambahkan, hingga kini belum ada pertemuan antara petinggi PKS dan Golkar untuk membicarakan arah koalisi menjelang pendaftaran Pilpres 2019. "Sejauh ini kami belum ada pertemuan formal dalam konteks membicarakan koalisi dengan PKS," tutur dia.

Kalaupun nanti ada pertemuan dengan PKS, Ace menegaskan, Golkar tidak akan membuat poros koalisi baru. Partai beringin ini akan tetap setia mendukung Jokowi sebagai capres 2019.

"Partai Golkar konsisten untuk menjadi bagian dari pendukung Presiden Jokowi di 2019. Kita tidak akan berpindah ke lain hati," ungkapnya.

Direktur Pencapresan DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Suhud Alynudin menuturkan, partainya sedang merintis pembentukan poros koalisi baru yang ia sebut poros keumatan. Langkah ini sebagai antisipasi bila tidak ada kesepakatan dengan Partai Gerindra.

"Sedang kita rintis (poros baru) kalau tidak ada titik temu antara Gerindra dan PKS. Ini kita antisipasi dengan poros keumatan, jadi masih dinamis," tutur dia, Sabtu (27/7) lalu.

Suhud mengungkapkan, PKS telah menjalin komunikasi dengan parpol yang telah menyatakan mendukung Jokowi. Bahkan, PKS sudah melakukan pertemuan dengan elite PKB. Ia menilai, koalisi yang telah dijalin parpol pendukung Jokowi masih cair. Keyakinan ini membuat PKS tetap membangun komunikasi dengan mereka.

Selain PKB, papar Suhud, PKS juga terus melakukan komunikasi dengan Golkar. "Sebelumnya, sudah ada komunikasi dengan Golkar. Jadi sebetulnya, nanti kalau misalnya Pak Jokowi memilih siapa wakilnya, kemudian ada partai-partai yang tidak nyaman kan ada kemungkinan lari. Nah, ini yang akan kita tangkap," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement