Rabu 01 Aug 2018 13:29 WIB

Jamaah Indonesia Jadi Korban Pencurian

Pencuri beraksi di tengah keramaian jamaah dan berpura-pura sebagai petugas haji.

Pelataran Masjidil Haram. Ilustrasi
Foto: .
Pelataran Masjidil Haram. Ilustrasi

Laporan Wartawan Republika.co.id, Erdy Nasrul dari Makkah, Arab Saudi

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Kondisi Masjidil Haram yang penuh sesak, membuat ada saja pihak tak bertanggung jawab untuk melancarkan aksi kejahatan. Sasarannya adalah jamaah haji. Seperti yang dialami anggota kelompok terbang (kloter) dua dari Padang Sumatra Barat.

Namanya Asyhari Arif (71 tahun). Penghuni Hotel 111 Al Ghazi ini pada Selasa (31) sore menggandeng istrinya Jurmawati (68) menumpangi Bus Shalawat menuju Masjidil Haram untuk melaksanakan Shalat Maghrib berjamaah. Ketika sampai, mereka berpisah. Jurmawati masuk ke area dalam masjid suci dekat pintu tempat sa’i (mas’a). “Lantainya dingin,” katanya.

Sementara sang suami duduk di luar masjid. Jumawati pun duduk di sana. Tempat sujud ketika itu semakin ramai. Jamaah haji tak lagi dibolehkan masuk masjid. Mereka duduk di bagian luar dan Shalat Maghrib di sana.

Setelah itu, Asyhari berjalan di area sekitar masjid. Datanglah seorang pemuda dengan tinggi sekitar 160 sentimeter, berkulit sawo matang, dan berambut hitam, mendekatinya. “Orang itu pandai berbahasa Minang. Juga bercakap bahasa Indonesia. Pakai seragam petugas haji pula macam kalian ini,” katanya kepada tim media center haji di lobi tempatnya menginap pada Selasa malam.

Asyhari ketika itu ingin mendapatkan air zamzam. Dengan sigap pemuda tadi membantu mengambilkannya. Kemudian Asyhari berjalan menuju toilet untuk buang air. Pemuda itu menuntunnya. Ketika sampai di dekat pintu masuk, pemuda itu mengimbau, tas yang berisi Alquran tak boleh masuk kamar mandi. “Biar saya pegang pak,” kata Asyhari menirukan perkataan si pemuda.

Pria tua itu tak ragu memberikan tasnya kepada si pemuda. Dia kemudian membersihkan diri sekitar seperempat jam. Setelah itu dia keluar. Pemuda tadi mengembalikan tas biru kepada Asyhari. Lalu pamit untuk berpisah.

Saat azan Isya berkumandang, jamaah asal Padang ini berjalan mencari tempat duduk. “Rasanya seperti ada yang aneh. Saya kemudian memeriksa isi tas. Ya Allah, domper saya hilang,” ujar Asyhari.

Di dalam dompet itu terdapat kartu tanda penduduk. Uang sebanyak 80 riyal saudi dan beberapa puluh ribu rupiah. Semuanya ludes dicuri si pemuda.

Pelatih Haji dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Miftahul Jannah Padang Sumatra Barat Zainawir (60) menjelaskan apa yang dialami Asyhari bukan hal baru. “Modus lama itu. Mereka beraksi di keramaian. Pura-pura membantu jamaah padahal mereka adalah pencuri,” katanya yang duduk di depan korban pencurian tadi.

Pria yang sudah tiga kali melaksanakan ibadah haji ini menjelaskan dalam situasi padat, jamaah haji Indonesia memang sering menjadi korban kejahatan. Dia sering berpesan kepada jamaah di rombongannya untuk berhati-hati. Tidak membawa barang berharga ke keramaian. Uang tak perlu dibawa berlebihan. Cukup untuk memenuhi kebutuhan sekali perjalanan.

Pihaknya berpesan kepada Panitia Penyelenggara Ibadah Haji agar lebih maksimal melindungi jamaah di keramaian. Kebanyakan dari mereka adalah orang lanjut usia yang membutuhkan bimbingan dan pengawasan. Kepala Sektor Khusus Masjid Haram, Slamet Budiono sudah menerima laporan pencurian di sana. “Kami akan tindaklanjuti,” imbuhnya.

Sementara ini tim sektor khusus terus bergerak membantu jamaah di al-Haram yang tersesat dan kelelahan. Ketua PPIH Arab Saudi Ahmad Dumyati Bashori mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Polisi Saudi untuk menindaklanjuti berbagai kasus kejahatan yang menimpa jamaah haji Indonesia. Pihaknya belum lama ini juga menerima laporan jamaah menjadi korban penjambretan di Madinah. Tas mereka dirampas dan dilarikan. “Kita selalu mengimbau jamaah untuk mawas diri. Petugas di sektor-sektor juga bergerak untuk melindungi jamaah semaksimal mungkin,” katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement