Rabu 01 Aug 2018 12:06 WIB

Water Cannon Polisi Salurkan Air Bersih di Tasikmalaya

Mobil berkapasitas 6.000 liter itu membantu mendistribusikan air bersi ke warga.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andi Nur Aminah
Krisis Air (ilustrasi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Krisis Air (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Musim kemarau menyebabkan sumur warga di Kota Tasikmalaya mengalami kekeringan. Alhasil warga menderita kesulitan memperoleh air bersih. Pihak kepolisian pun sampai turun tangan membantu penyaluran air bersih bagi warga.

Terpantau, kendaraan water cannon yang biasa digunakan dalam pengamanan unjuk rasa, malah digunakan mendistribusikan air bersih. Mobil dengan kapasitas enam ribu liter air bersih itu membantu warga di Kelurahan Singkup, Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya.

Kepala Bagian Operasional Polresta Tasikmalaya Kompol Gandi Jukardi menyampaikan pembagian air itu dilangsungkan karena daerah tersebut dideteksi kekurangan air bersih. Nantinya, pihak kepolisian berencana menyalurkan air ke lokasi lain yang mengalami krisis air bersih. “Kebetulan kami punya fasilitas water cannon. Kami enggak punya tangki khusus untuk menyalurkan air, tetapi water cannon bisa diberdayakan untuk mengatasi kesulitan air,” katanya pada wartawan, Selasa (31/7).

Ia mengimbau bila masyarakat membutuhkan air bersih maka bisa menghubungi Bhabinkamtibmas setempat. Kemudian, Bhabinkamtibmas melanjutkan laporan itu ke tingkat Polsek maupun Polresta Tasikmalaya. “Silakan laporkan kepada kami, kami akan bantu memenuhi kebutuhan air di daerah yang benar-benar membutuhkan,” ujarnya.

Ketua RW 05, Cecep Darus menyebut wilayahnya ditinggali 250 keluarga atau sekitar 800 jiwa. Mereka menggantungkan diri dengan bantuan air bersih bila krisis air terjadi. "Daerah kami memang kawasan tadah hujan, diapit dua sungai, Cikalang dan Citanduy. Dua minggu kalau tidak hujan juga sudah kering sumurnya," ucapnya.

Ia mengatakan sumur warga setempat yang kedalamannya 15 hingga 25 meter memang sudah sedikit airnya. Hasil mesin pompa maupun timbaan warga tak menghasilkan banyak air. "Sudah tiga tahun berturut-turut di sini krisis air bersih kalau kemarau, maka kami berinisiasi menyediakan tujuh penampungan air mulai tahun ini kami menyedot pakai mesin dari sungai Citanduy," tuturnya.

Warga setempat, Ecin Kuraesih merasa tertolong dengan kehadiran bantuan air bersih yang disalurkan kepolisian. Sumur di rumahnya sudah surut selama tiga bulan. Sebab bila dipaksakan mencari air, warga mesti berjalan sekitar satu kilometer ke sungai Citanduy.

"Kebutuhan mencuci dan mandi biasanya /ngambil dari Sungai Citanduy. Kalau untuk minum biasanya beli air galon isi ulang saja Rp 5.000," keluhnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement