REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan mengaku partainya memiliki cara sendiri dalam mengusulkan calon wakil presiden (cawapres) kepada Prabowo Subianto. Namun, Zulkifli enggan mengungkap mekanisme yang akan ditempuh PAN.
Menurut Zulkifli, yang pasti, PAN tidak ikut-ikutan cara partai lain dalam mendorong sosok cawapresnya tersebut. Meskipun, hingga kini PAN belum secara resmi mendeklarasikan dukungan ke Prabowo.
"PAN kan punya cara sendiri, masak ikut-ikut, ada, tenang aja, mudah-mudahan canggih," ungkap Zulkifli di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (31/7).
Zulkifli sekaligus merespons pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang akan menyerahkan calon wakil presiden dipilih kepada Prabowo Subianto. Menurut Zulkfli, itu langkah yang bagus, namun demikian itu harus dibahas oleh mitra koalisi.
"Kan bagus, tapi tentu Pak SBY mengusulkan siapa itu kan boleh saja, nanti dibahas, pada putusan akhir di capresnya," ujar Zulkifli.
Saat ditanyai sosok yang didorong PAN untuk cawapres Prabowo berasal dari PAN, Zul tak menjawab tegas. Ia mengatakan, akan lebih dahulu membicarakan dengan mitra koalisi.
Pun halnya kemungkinan PAN mendorong Ustas Abdul Somad sebagai cawapres Prabowo sebagaimana hasil rekomendasi Ijtima' Ulama GNPF "Nanti kita bicara ketemu Pak Prabowo, Pak SBY, macam macam lah. Kalau UAS itu sahabat saya, saya kenal lama dan dekat," katanya.
Kendati demikian, Zulhas kembali menegaskan hingga saat ini suara PAN belum resmi mengarah ke poros Prabowo. Sebab, penentuan arah koalisi PAN baru akan diputuskan setelah Rakernas PAN pada 5-6 Agustus mendatang.
"Belum ada nama capresnya ya, tadi kan pada wapres akan terserah pada capresnya, capres yang mana saja. ini belum satu. Nanti rakernas, kita serahkan pada capresnya titik," ujarnya.
Sebelumnya, SBY meyakini Prabowo akan memilih sosok yang tepat untuk mendampinginya sebagai capres untuk Pilpres 2019. Menurutnya, sosok yang tepat itu bukan hanya yang mampu membantu kemenangan di pilpres, namun juga amanah dan mampu memimpin Indonesia lima tahun mendatang.
"Saya yakin Pak Prabowo dengan kearifan dengan wisdom dengan pertimbangan yang bijaksana akan memilih siapa nanti yang paling tepat mendampingi," ujar SBY usai bertemu dengan PKS di Gran Melia, Jalan Rasuna Said, Jakarta, Senin (30/7).
Terkait sosok yang dimaksud, SBY menyerahkannya kepada Prabowo untuk memilih cawapresnya. Sebab, tentu Prabowo akan menelaah semua masukan dari partai koalisi maupun unsur luar koalisi.
Namun tentu hal tersebut akan dikomunikasikan dengan partai mitra koalisi. "Saya mendudukkan diri waktu menjadi capres waktu memilih Jusuf Kalla dan Boediono juga seperti itu, kami serahkan kepada partai-partai politik waktu itu kalau cocok bareng bareng kalau tidak cocok mungkin tidak bareng-bareng," ujar SBY.