Selasa 31 Jul 2018 13:01 WIB

Kubu Jokowi: GNPF Cuma Mengklaim, Somad tak Mau Cawapres

Ustaz Abdul Somad direkomendasikan menjadi bakal cawapres Prabowo.

Rep: Mabruroh/ Red: Andri Saubani
Ustaz Abdul Somad saat memberikan tausiyah pada acara Tabligh Akbar di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (19/4).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ustaz Abdul Somad saat memberikan tausiyah pada acara Tabligh Akbar di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (19/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wasekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazuli Fawaid menyatakan keputusan Ijtima' GNPF Ulama tidak mewakili suara banyak orang. Sehingga, menurutnya tudak ada yang perlu dikhawatirkan terkait keluarnya rekomendasi nama Ustaz Abdul Somad sebagai salah satu bakal calon wakil presiden (cawapres) untuk Prabowo Subianto.

"GNPF itu cuma mengklaim Ustaz Somad, kenyataannya beliau tidak mau, aneh jadinya klaim-klaim seperti itu," kata Jazuli kepada Republika, Selasa (31/7).

Jazuli menghormati keputusan Somad yang tidak ingin terjun dalam dunia politik. Keputusan tersebut menurutnya yang paling tepat untuk Somad untuk tetap menjadi ulama dan pendakwah bagi masyarakat.

"Ustaz Somad kan tidak mau (jadi cawapres) kita harus hormati sikap itu, artinya dia Istiqomah jadi ulama, itu sudah bagus," kata Jazuli.

Jazuli mengatakan, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan hasil Ijtima' GNPF Ulama. Para pendukung Jokowi pun menurut dia tidak akan bimbang dengan munculnya nama UAS jelang pendaftaran pemilu ini.

Jazuli bahkan mengaku sudah mengenal UAS sehingga tidak mungkin bagi UAS untuk ikut berpolitik. UAS akan tetap di jalan awalnya sebagai ulama.

"Ustaz Somad teman kita, tidak akan ada masalah, tidak ada yang perlu dikhawatirkan," kata Jazuli.

Baca juga:

Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno percaya kehadiran Abdul Somad tidak bakal menggerus elektabilitas Jokowi. Menurut Hendrawan, setiap tokoh tentu akan memiliki pengikut masing-masing.

"Setiap tokoh punya segmen masing-masing," kata Hendrawan melalui pesan singkat pada Republika, Selasa (31/7).

Hendrawan percaya para pendukung Jokowi akan tetap setia mendukung mantan gubernur DKI tersebut pada pilpres 2019. Karena itu, ia mengatakan, Jokowi tidak akan merasa takut kehilangan para pendukung.

Karena itu pula, Jokowi tidak akan gentar apabila harus berhadapan dengan Prabowo-UAS. Selain itu, menurutnya, masyarakat akan tetap memilih Jokowi didasarkan pada kinerja-kinerja Jokowi selama memimpin Indonesia.

"Tidak ada alasan untuk takut, kerja-kerja politik kami didasarkan pada niatan untuk melayani, mengabdi kepada rakyat. Rakyat yang yang menilai krida dan kinerja kami," kata dia.

Seperti diketahui GNPF ulama sepakat untuk mendukung Prabowo sebagai capres dalam Pilpres 2019. Sedangkan untuk cawapres, GNPF ulama merekomendasikan Salim Segaf Al-Jufri dan USB.

GNPF pun berencana untuk membawa hasil Ijtima' Ulama tersebut kepada Ketum Gerindra, Prabowo Subianto. Serta PKS menyatakan siap untuk mengawal rekomendasi Ijtima' GNPF untuk Pilpres 2019.

Namun UAS mengaku tidak ingin berpolitik. Justru menyarankan agar Prabowo berpasangan dengan Salim Segaf Al-Jufri daripada dirinya.

"Prabowo-Habib Salim pasangan tawazun (seimbang) antara ketegasan tentara dan kelembutan ulama; (antara) Jawa dan non-Jawa, (antara) nasionalis-religius plus barokah darah Nabi SAW dalam diri Habib Salim,” kata Abdul Somad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement