REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria membenarkan, Prabowo Subianto berencana bertemu dengan penceramah Ustaz Abdul Somad (UAS). Pertemuan itu dilakukan untuk meminta pendapat atau mendiskusikan hasil Ijtima' GNPF Ulama yang merokmendasikan nama UAS dan Salim Segaf Al-Jufri sebagai calon wakil presiden (cawapres) pendamping Prabowo.
Menurut Riza, karena dua nama itu hasil dari masukan para ulama, setidaknya Prabowo harus bertemu dengan dua tokoh tersebut. Sebelumnya, Prabowo sudah menemui Salim Assegaf, tapi dengan dai peraih penghargaan Tokoh Perubahan Republika itu belum bertemu.
"Nanti lagi dicari waktu dan tempatnya, kalau ketemu biar Prabowo lebih mengenal lebih dekat dengan Ustaz Abdul Somad, jadi didiskusikanlah apa pendapatnya menyikapi hasil rekomendasi Ijtima' Ulama ini," ujar anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) itu menjelaskan, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (31/7).
Riza Patria juga menepis anggapan bahwa keinginan Prabowo bertemu dengan UAS hanya untuk mendulang suara dari umat Islam. Karena memang, menurutnya, Prabowo sudah dekat dengan umat dan ulama sejak masih menjadi tentara, bukan saat sebelum menjadi calon presiden (capres) saja. Oleh karena itu, Prabowo memperhatikan semua masukan dari masyarakat, tokoh-tokoh dan para ulama, tapi dia tidak bisa memutuskan sendiri.
"Karena harus mendengarkan masukan-masukan dari partai-partai yang akan berkoalisi. Ada tiga partai nantinya di luar Partai Gerindra, yaitu PKS, PAN, dan Demokrat gitu akan berkoalisi," ujarnya.
Kemudian, terkait pernyataan UAS yang menolak posisi cawapres, Riza Patria menilai penceramah asal Riau itu sosok yang bijak, baik, dan mengerti agama. Lanjut Riza Patria, UAS hendak menyampaikan bahwa politik bukan bidangnya, dan UAS memang merasa bukan bidangnya di politik, tidak perlu berpolitik praktis. Oleh karena itu, Partai Gerindra menyambut baik apa yang disampaikan UAS.
"Tapi, kan capres-cawapres itu bukan dituntut keahlian tertentu, yang dituntut itu kan justru integritasnya, kejujurannya, tanggung jawabnya, dan kepemimpinannya. Kalau kemampuan-kemampuan teknis akan ditangani menjadi tugas menteri-menteri, kalau pemimpin itu presiden wakil presiden tidak perlu punya kemampuan teknis," kata Riza Patria menegaskan.
Sebelumnya, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama mengadakan Ijtima' Ulama dan Tokoh Nasional 2018. Pertemuan yang dihadiri 600 ulama tersebut digelar selama tiga hari sejak 27-29 Juli 2018 di Jakarta. Hasilnya, mereka merekomendasikan Salim Assegaf, Prabowo Subianto, dan UAS untuk maju pada bursa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Ustaz Somad, meminta didoakan menjadi ustaz saja sampai akhir hayatnya saat mengisi tabligh akbar di Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Senin (30/7). "Doakan Ustaz Somad istiqamah jadi ustaz sampai mati. Ini ada dunia pendidikan dan dakwah, biarkan Ustaz Somad fokus pendidikan dan dakwah saja," katanya disambut tepuk tangan dari peserta tabligh akbar.
Berkaitan dengan forum ijtima ulama yang merekomendasikan namanya sebagai salah satu cawapres pendamping Prabowo, Ustaz Somad menegaskan tetap menghormati apa yang sudah menjadi hasil forum ijtima ulama itu. "Para ulama ijtima, santri-santri, memberikan rekomendasi, kita hormati, kita muliakan, dan kita doakan," kata Somad.