REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pemerintah Kota Tasikmalaya meminta semua kelurahan bertindak cepat dalam menindaklanjuti kebutuhan air bersih di wilayahnya masing-masing. Perintah tersebut muncul karena musim kemarau diprediksi akan memuncak pada Agustus-September.
Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman mengatakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sudah mendistribusikan bantuan ke sejumlah titik yang mulai mengalami krisis air. Namun penyaluran air mesti melewati mekanisme terlebih dahulu. Yaitu dengan pihak kelurahan melaporkan kekeringan ke BPBD supaya diberi bantuan air bersih.
“Kan sudah diprediksi sampai dua bulanan ke depan akan terjadi puncak kemarau. Biasanya Tamansari menjadi titik rutin kesulitan air bersih. Lurah di wilayah lain juga segera responsif menerima laporan dari warganya apabila terjadi krisis air,” katanya pada wartawan, Senin (30/7).
Ia mengimbau juga supaya lembaga ataupun perusahaan swasta yang ingin mendistribusian air bersih berkoordinasi dengan BPBD. Tujuannya agar bantuan tersebut tepat sasaran. “Biasanya pengusaha, komunitas maupun stakeholder lain turut membantu. Koordinasinya diharapkan satu pintu ke BPBD supaya tidak mendistribusi ke wilayah yang kondisi airnya masih baik,” ujarnya.
Sementara itu, Koordinator Satgas Pusdalop BPBD Kota Tasikmalaya Harisman menyatakan hingga hari ini belum ada penambahan permintaan bantuan air bersih. Ia menyebut titik potensi kekurangan air bersih ada 629 titik dari 266 RW di 41 kelurahan yang tersebar di 10 kecamatan.
“Kami belum menerima kembali permintaan air bersih. Hanya saja titik yang berpotensi mengalami krisis air bertambah satu yakni di Kelurahan Singkup Kecamatan Purbaratu,” ucapnya.