Senin 30 Jul 2018 19:01 WIB

Jembatan di Jalur Pendakian Gunung Rinjani Roboh

Evakuasi pendaki dilakukan setelah Pulau Lombok diguncang gempa 6,4 SR.

Red: Nur Aini
Dubes Thailand untuk Indonesia Songphol Sukchan (kanan) menjemput warganya yang terjebak di Gunung Rinjani di pintu pendakian Bawak Nao, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur, NTB, Senin (30/7). Tim personel gabungan TNI, Polisi, SAR, Poster dan Paramedis mulai mengevakuasi 500 orang pendaki yang sebagian besar berasal dari Thailand dan Malaysia yang terjebak di sekitar Danau Segara Anak.
Foto: Antara
Dubes Thailand untuk Indonesia Songphol Sukchan (kanan) menjemput warganya yang terjebak di Gunung Rinjani di pintu pendakian Bawak Nao, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur, NTB, Senin (30/7). Tim personel gabungan TNI, Polisi, SAR, Poster dan Paramedis mulai mengevakuasi 500 orang pendaki yang sebagian besar berasal dari Thailand dan Malaysia yang terjebak di sekitar Danau Segara Anak.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMBALUN -- Salah satu jembatan penghubung berkonstruksi beton yang ada di jalur pendakian Taman Nasional Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat(NTB), roboh akibat terkena dampak gempa bumi berkekuatan 6,4 SR pada Ahad (29/7) pagi.

"Ada jembatan yang roboh. Jembatan yang ada di jalur antara Danau Segara Anak-Bukit Pelawangan," kata Supardi, porter yang ditemui ketika sampai di posko pendataan dan kesehatan di desa Bawak Enao, Sembalun, Senin (30/7).

Supardi bersama rekan seprofesinya melakukan pendakian dengan membawa 18 pendaki yang berasal dari Thailand. Supardi bersama pendaki masuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani sejak Jumat (27/7) melalui pintu Rinjani Tracking Center (RTC) Senaru, Kabupaten Lombok Utara.

"Kita naik dari pintu Senaru. Saat gempa itu, kita sedang berada di Danau Segara Anak," ujarnya.

Pascagempa terjadi, Supardi dan pendaki lainnya mengaku panik melihat kondisi sekitar di Danau Segara Anak. Mereka memutuskan untuk diam diri bersama ratusan pendaki dan porter guide lainnya di lokasi sampai menunggu bantuan evakuasi dari pihak penyelamat.

Setelah semalaman berada di Danau Segara Anak, bertemu dengan tim evakuasi yang melakukan penjemputan pada Senin (30/7) siang. Supardi bersama timnya dan ratusan pendaki serta porter guide kemudian dievakuasi melalui jalur resmi Sembalun dengan melewati Bukit Pelawangan. "Pas kita lewat itu dilihat jembatannya yang roboh. Saat kita lewat, sudah ada tali yang terbentang dari ujung ke ujung, jadi terbantu," ujarnya.

Hal senada juga disampaikan oleh porter Jubadi, pria asal Sembalun yang turut membawa rombongan WNA asal Thailand. "Iya benar, ada jembatan yang saya lihat roboh. Posisinya jembatan pertama kalau jalan dari Danau Segara Anak ke Bukit Pelawangan," kata Jubadi yang ditemui saat tiba di Desa Bawak Enao.

Kepala Balai TNGR Sudiyono yang dikonfirmasi terkait dengan informasi robohnya jembatan penghubung yang hanya mampu dilalui satu orang dengan panjang 5 meter tersebut, mengaku belum mengonfirmasi kebenarannya di lapangan. Namun jika itu benar adanya, dia memperkirakan hal itu tidak menghambat proses evakuasi.

"Selagi masih bisa dilewati, saya kira itu tidak akan membahayakan yang lainnya," kata Sudiyono.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement