Senin 30 Jul 2018 13:01 WIB

PBB Belum Tentu Dukung Ijtima GNPF Ulama Soal Pilpres

PBB akan mempelajari terlebih dahulu usulan ijtima ulama GNPF soal pilpres.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Bayu Hermawan
Ketua Bidang Pemenangan Presiden Partai Bulan Bintang (PBB), Sukmoharsono, di Kantor Bawaslu, Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (19/10). PBB merupakan salah satu parpol yang pendaftarannya tidak diterima oleh KPU sebagai calon peserta Pemilu 2019.
Foto: Republika/Dian Erika Nugraheny
Ketua Bidang Pemenangan Presiden Partai Bulan Bintang (PBB), Sukmoharsono, di Kantor Bawaslu, Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (19/10). PBB merupakan salah satu parpol yang pendaftarannya tidak diterima oleh KPU sebagai calon peserta Pemilu 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Bidang Pemenangan Partai Bulan Bintang (PBB) Sukmo Harsono menjelaskan, nama pasangan Ketua Umum Prabowo Subianto dan Ustaz Abdul Somad untuk maju ke pemilihan presiden (pilpres) 2019 merupakan di luar perkiraannya. Kedua nama ini muncul di hari terakhir Ijtima Ulama pada Ahad (29/7).

Tapi, pada akhirnya, Ustaz Somad menolak rekomendasi itu dengan alasan ingin fokus pada dakwah. Kini, tinggal nama  Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Salim Segaf Al-Jufri. "Tentu saja ini kombinasi yang baik tetapi belum menjadi sikap PBB untuk mendukung," ujar Sukmo kepada Republika.co.id, Senin (30/7) pagi.

Terkait kemungkinan pasangan ini, PBB akan berdiskusi terlebih dahulu. Tapi,  menurut Sukmo, tidak mudah untuk memutuskan setelah calon presiden dari PBB  Yusril Ihza Mahendra tidak terpilih. Padahal, Yusril mendapatkan respon positif luar biasa dari kalangan ulama pada malam itu.

Sukmo menambahkan, PBB akan pelajari terlebih dahulu aspek hukum apabila ingin mendukung atau netral.  Prinsip bagi PBB adalah setiap tetes keringat yang dikeluarkan adalah untuk umat,  baik mereka mendukung capres atau hanya fokus pada pemilihan legislatif (pileg). Sukmo mengatakan, pilpres ini bukan semata mencari kombinasi antara nasionalis dengan religius. 

"Tapi, adalah mencari pasangan  yang mampu menghadapi tantangan zaman dan mampu memberi solusi dalam hal ekonomi," tuturnya.

Baca juga: Samawi: Kriteria Pemimpin Versi Ijtima Ulama Ada di Jokowi

Seperti diketahui, hasil Ijtima Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama dan Tokoh Naisonal sepakat merekomendasikan Prabowo Subianto sebagai calon presiden 2019. Ijtima juga merekomendasikan nama dua alternatif calon wakil presiden yang akan mendampingi Prabowo yakni Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri dan Ustaz Abdul Somad.

"Untuk kepemimpinan nasional, peserta Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional sepakat untuk merekomendasikan Letjen (Purn) Prabowo Subianto-Salim Segaf Al-Jufri dan Prabowo Subianto-Ustaz Abdul Somad sebagai calon presiden dan cawapres untuk didaftarkan ke KPU," ujar Ketua GNPF Ulama Yusuf Muhammad Martak di Hotel Menara Peninsula, Slipi, Jakarta, Ahad (29/7).

Yusuf mengungkap, dua rekomendasi nama yang disepakati tersebut merupakan saran yang diarahkan oleh Habib Rizieq Shihab. Yusuf sekaligus menegaskan, alasan Ijtima GNPF ulama tidak merekomendasikan Rizieq sebagai calon presiden.

Baca juga: Prabowo Temui Sohibul Bahas Cawapres Usulan Ijtima' Ulama

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement