REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama Ustaz Abdul Somad menjadi alternatif pilihan dalam kepemimpin nasional untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Namanya disorongkan lewat hasil Ijtima Ulama di Jakarta, pada Ahad (29/7). Bukan sebagai presiden. Melainkan, sebagai calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto.
Somad, menjadi alternatif utama pendamping Prabowo, calon presiden yang sejak 2014 diusung Partai Gerindra. Selain itu, ada nama lain, yakni Ketua Majelis Syuro PKS Salim Assegaf Aljufri, dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hassan yang ikut disorongkan sebagai cawapres.
Akan tetapi, Somad sepertinya tak ingin namanya masuk ke dalam bursa persaingan politik. Bukan menolak. Melainkan Somad meminta agar Ulama mendoakan dan mendukungnya tetap istiqomah di jalan dakwah. Lewat akun resmi Instagram-nya, Abdul Somad malah meminta agar umat Islam di Indonesia mendukung pencalonan Prabowo dan Salim Aljufri di bursa pencalonan Pilpres 2019.
Di akunnya Dai kelahiran Asahan, Sumatra Utara (Sumut) itu memasang poster pasangan Probowo Subianto dan Salim Aljufri. Dalam postingannya itu, Somad mencirikan Prabowo sebagai mantan jenderal yang tegas, pemberani serta tak bisa dibeli. Prabowo juga digambarkan sebagai politikus nasional yang mencintai para Ulama, mewakili Indonesia bagian barat dan tak bisa dibeli.
Baca juga, Tanggapan Petinggi PBNU Soal Penolakan Ustaz Somad.
Sedangkan Aljufri, ia nilai sebagai perwakilan dari Indonesia tengah dan timur. Mantan menteri sosial itu juga dinilai menjadi aspirasi kalangan ulama dan habib. Sementara Somad, menurut dia, cukuplah hanya sebagai pendakwah yang masih harus mengasah diri untuk bisa menjadi lampu dalam gulita yang kelam.
Lewat pesat Whatsapp, Ustaz Somand mengonfirmasi keinginan tersebut.
“Selamat, ternyata kerumunan sudah berubah menjadi barisan kekuatan,” kata Ustaz Abdul Somad kepada Republika.co.id melalui pesan WhatsApp, Ahad (29/7) siang.
Berikut pernyataan lengkap Ustaz Abdul Somad atas hasil Ijtima Ulama tentang calon wakil presiden alternatif untuk Pilpres 2019 seperti dikutip di akun Instagram-nya.
Selamat! Ternyata kerumunan sudah menjadi barisan kekuatan.
Prabowo-Habib Salim pasangan tawazun (seimbang) antara ketegasan tentara dan kelembutan Ulama, Jawa non-Jawa, nasionalis-religius, plus barokah darah Nabi dalam diri Habib Salim.
Biarlah saya jadi suluh di tengah kelam, setetes embun di tengah sahara. Tak sungkan berbisik ke Habib Salim, tak segan bersalam ke Jenderal Prabowo.
Setelah Sayyidina Umar bin Khattab wafat, sebagian Sahabat ingin membaiat Abdullah-anak Sayyidina Umar- sebagai pengganti. Beliau menolak lembut, karena bidang pengabdian ada banyak pintu.
Fokus di pendidikan dan dakwah.
Al-Faqiir Ilaa Rabbih, Abdul Somad.