Senin 30 Jul 2018 05:07 WIB

Aroma Senayan Selenggarakan Final Piala Dunia 2022

Kini peluang menyelenggarakan final Pialda dunia 2022 justru di depan mata.

Pesepak bola Indonesia U-16 David Maulana (kiri) melakukan tendangan penalti saat laga melawan Filipina U-16
Foto: Zabur Karuru/Antara
Pesepak bola Indonesia U-16 David Maulana (kiri) melakukan tendangan penalti saat laga melawan Filipina U-16

Oleh: Selamat Ginting, Jurnalis Republika

Lupakan hingar bingar politik. Tak ada urusan siapa pun presidennya kelak. Yang jelas, FIFA sebagai federasi sepakbola dunia, kini tinggal menunggu jaminan dari pemerintah Indonesia. 
Selembar kertas jaminan dari Presiden RI akan memuluskan Indonesia menjadi tuan rumah pesta olahraga paling favorit di jagat raya, Piala Dunia 2022.


Kok bisa?
"Pemerintah Indonesia diminta bersiap-siap mencalonkan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022," kata Ketua Masyarakat Sepak Bola Indonesia (MSBI) Sarman El Hakim saat diskusi sepakbola di Kantin KONI Senayan, Jakarta, awal Juni 2018 lalu.


Ucapan Sarman bukan omong kosong. 
Peluang ini terbuka lebar, karena Qatar yang sudah ditetapkan sebagai tuan rumah PD 2022, terancam batal. Garis bawahi, terancam batal!


Ini antara lain karena adanya ancaman boikot dari sejumlah negara Timur Tengah, dugaan suap saat votting tuan rumah, cuaca panas hingga 50 derajat Celsius pada Juni-Juli saat perhelatan PD, memanasnya situasi politik dalam negeri, serta kendala pembangunan infrastruktur sejumlah stadion dll.

Maka, sesungguhnya, pencalonan Indonesia untuk Piala Dunia FIFA 2022, resmi dilakukan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) kepada FIFA, sewindu yang lalu.
Indonesia salah satu dari lima negara Asia yang mencalonkan diri menjadi tuan rumah PD di Asia.

Benua Asia untuk kedua kalinya diberi kesempatan menjadi tuan rumah setelah Jepang dan Korea Selatan pada PD 2002. 
Selain Qatar, yang mencalonkan diri ada Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Indonesia. Tetapi dari lima negara itu, Indonesia satu-satunya yang tidak mendapat dukungan resmi dari pemerintah. 


FIFA tidak peduli meskipun ada dukungan dari Menteri Pemuda dan Olahraga saat itu Adhyaksa Dault. Tetapi, surat jaminan dari Presiden Indonesia, mana?
Maka pada 19 Maret 2010, FIFA mengumumkan pencalonan Indonesia ditolak karena belum menyerahkan dokumen dan jaminan yang dibutuhkan sebagai persyaratan pencalonan. Pemerintah Indonesia dalam hal ini Presiden SBY 'mungkin merasa' pencalonan ini tidak akan didukung oleh rakyat. Hadeuh....

Namun kemudian, perkembangan terjadi demikian cepat. Qatar terpilih saat FIFA dipimpin Sepp Blatter. FIFA sudah berganti rezim. Kini dipimpin Gianni Infantino. Ia mencium aroma suap saat penentuan tuan rumah. Jika dugaan ini terbongkar, inilah tamparan keras bagi sepak bola dunia. Indonesia berpeluang menjadi juru selamat. Menyelamatkan FIFA.


"Ini biar FIFA tidak malu, Indonesia akan menyelamatkan FIFA dengan mencalonkan diri lagi," ungkap Sarman.
Setelah ditolak FIFA, PSSI mewacanakan mencalonkan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia 2034 bersama Thailand. Duh kelamaan kan? Maka ebaiknya, lupakan 2034.

Nah, kini peluang menyelenggarakan final Pialda dunia 2022 justru di depan mata. Apalagi Agustus 2018 ini, Indonesia jadi pusat perhatian Asia saat Asian Games 2018. Undang Presiden FIFA ke Indonesia. Perlihatkan 10 stadion kita yang berstandar FIFA.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement