REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fenomena golput menjadi kekhawatiran tersendiri dalam setiap pemilihan umum. Tingginya angka golput bisa menjadi salah satu faktor menurunnya kepercayaan publik terhadap partai politik, bahkan sosok calon pemimpin.
Jika demikian yang terjadi, maka pertanda buruk bagi iklim demokrasi bangsa ini. Maka tak jarang berbagai elemen gencar menyuarakan anti golput sebagai bentuk kepedulian terhadap kehidupan politik negeri ini.
Sinergi 2019, yang merupakan organisasi yang terdiri dari sekelompok anak muda Muslim milenial, ikut serta mengkampanyekan anti golput dalam acara Car Free Day dengan melakukan long march dari depan Mal FX Sudirman hingga Bundaran Hotel Indonesia pada Ahad (29/7) pagi tadi.
Menurut Fransisca, Juru Bicara Sinergi 2019, aksi ini diadakan sebagai bentuk kepedulian terhadap politik dengan merangkul generasi milenial. "Kami mengadakan acara di Car Free Day ini untuk menyuarakan agar generasi muda tidak menjadi golput. Sinergi itu adalah rumah milenial untuk melek politik. Kami dibentuk untuk merangkul generasi milenial agar peduli pada politik," ujar Fransisca kepada wartawan.
Ia juga menerangkan bahwa acara pada Car Free Day tersebut merupakan rangkaian acara menjelang Festival dan Dialog Generasi Milenial yang akan berlangsung pada 31 Juli 2018 mendatang di Usmar Ismail Ballroom. "Kami berharap bahwa disini kami merangkul generasi milenial nantinya dapat berpartisipasi pada pemilihan umum 2019 untuk menggunakan hak suaranya agar tidak golput," katanya.
Sementara, Ahmad Sofyan, koordinator acara car free day Sinergi, mengungkapkan bahwa pihaknya merasa ikut bertanggung jawab untuk mengikis angka golput yang tinggi pada pemilu 2014 lalu.
"Fokus kita adalah mengajak masyarakat untuk anti golput. Karena dari 200 juta lebih penduduk Indonesia hanya 90 juta yang nyoblos pada pemilu 2014 lalu, maka itu kita melakukan upaya kampanye anti golput dengan salah satu kegiatan seperti ini, dan juga ada Festival dan Dialog Generasi Muslim Milenial pada 31 Juli nanti," kata Ahmad.