REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TIMUR -- Sejumlah warga di Desa Sembalun, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) masih merasakan terjadinya gempa susulan hingga puluhan kali. Wilayah itu menjadi lokasi terparah pascagempa bumi 6,4 Skala Richter.
"Sudah puluhan kali kami rasakan gempa, bahkan sampai sore ini masih sering terjadi," ujar Amak Wir (50) saat berada di rumahnya di Dusun Bebante, Desa Sembalun, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Ahad (29/7).
Ia menuturkan, akibat gempa yang masih sering terjadi, dirinya dan keluarga belum berani kembali ke rumah. Sebab, ia dan keluarga khawatir dengan gempa susulan yang masih sering terjadi di wilayah itu.
"Kalau tinggal di rumah kita masih belum berani. Saat ini aja keluarga masih mengungsi di lahan sawah yang berada di belakang rumah," tuturnya.
Kapolres Lombok Timur AKBP Eka Fathurrahman mengimbau masyarakat di wilayah itu untuk tetap tenang dan tidak panik. Masyarakat juga diminta tidak termakan isu yang tidak benar, meski masih ada terjadi sejumlah gempa susulan.
“Pemerintah daerah bersama polisi dan TNI serta seluruh pihak sedang bahu membahu dan berusaha mengatasi situasi pasacagempa yang terjadi pagi tadi," kata dia.
Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatalogi, dan Geofisika (BMKG) Pusat Dwikorita Karnawati di Jakarta, mengatakan hingga pukul 12.00 WIB telah terjadi 104 kali gempa susulan pascagempa bumi 6,4 SR yang mengguncang NTB pada Ahad pagi. "Gempa bumi susulan yang kekuatannya terbesar yaitu 5,7 SR dan kekuatannya semakin mengecil. Gempa bumi tersebut tidak berpotensi tsunami," katanya.