REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno (IP) menargetkan tingkat inflasi tetap terjaga rendah hingga 2019 nanti. Artinya, angka inflasi tetap di bawah 3 persen. Caranya, ujar IP, dengan meningkatkan pengawasan bahan pangan strategis di pasar-pasar, baik tradisional dan modern, melalui dinas terkait dan Satgas Pangan.
"Kami identifikasi mana saja yang potensi inflasi, kami kejar di mana persoalan. Misalnya cabai, kita cek ke pasar kalau ada penimpunan kami cegah, kalau persediaan kurang kami arahkan ke petani," kata IP usai menghadiri acara purna tugas Sekdaprov Sumbar, Sabtu (28/7).
Sumbar, lanjut IP, juga telah menandatangani nota kesepahaman dengan Pemprov Jawa Tengah terkait pasokan bahan pokok. Maksudnya, bila pasokan sejumlah komoditas di Sumbar sedang kekurangan, maka akan didatangkan dari Jawa Tengah.
"Sehingga imbang antara suplai dan permintaan," kata IP.
Sebelumnya, Provinsi Sumatra Barat kembali dinobatkan sebagai Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terbaik di wilayah Sumatra untuk periode 2017. Prestasi ini diraih dua kali berturut-turut, setelah pada tahun 2017 lalu, penghargaan yang sama juga diraih Sumbar untuk periode 2016.
Bersama Sumbar, Kota Padang juga menorehkan prestasi unggul sebagai TIPD tingkat kabupaten/kota terbaik se-Sumatra. Tahun 2016 lalu, Kota Padang meraih penghargaan yang sama untuk periode 2015. Prestasi ini menunjukkan bahwa TPID Sumbar memang tak main-main dalam mengendalikan harga pangan. Selama dua tahun belakangan, inflasi di Sumbar memang terjaga rendah. Harga pangan bisa diredam dan pasokan terjaga.
Untuk diketahui, berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) laju inflasi di Sumbar sepanjang 2017 memang berhasil dijaga di angka rendah. Perhitungan inflasi diwakili oleh dua kota yang disurvei BPS, yakni Kota Padang dan Kota Bukittinggi. Hasilnya, laju inflasi tahun kalender untuk Kota Padang sebesar 2,11 dan Kota Bukittinggi sebesar 1,37 persen.
Untuk Desember 2017 saja, tingkat inflasi Kota Padang tercatat sebesar 0,72 persen dan Kota Bukittinggi 0,37 persen. Sehingga, secara provinsi, inflasi Sumbar sepanjang 2017 hanya 2,03 persen, lebih kecil dibanding inflasi nasional di angka 3,61 persen untuk 2017.